Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Diminta Bedah Rumah Korban Kebakaran di Jakbar Sebelum Lebaran

Kompas.com - 20/03/2024, 19:18 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diminta memberikan perhatian kepada korban kebakaran di Jalan Kota Bambu Raya, Palmerah, Jakarta Barat.

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS Abdul Aziz mengusulkan, salah satu bentuk perhatian Pemprov DKI, yakni bedah rumah korban yang hangus dalam insiden kebakaran, Minggu (17/3/2024).

"Kami berharap Pemda DKI bisa memberikan perhatian lebih kepada warga Kota Bambu Raya, Palmerah Jakarta Barat dalam bentuk bedah rumah," ujar Aziz kepada wartawan, Rabu (20/3/2024).

Baca juga: Cerita Korban Kebakaran di Palmerah, Cium Bau Hangus lalu Lihat Api Sudah Besar

Menurut Aziz, berdasarkan informasi dan data yang diterima, ada 30 rumah hangus terbakar dan 120 jiwa terdampak dalam insiden itu.

Dari 120 jiwa yang terdampak, 50 di antaranya tercatat merupakan anak-anak dan saat ini disebut masih tinggal di pengungsian.

"Sampai saat ini saya masih melihat bahwa diperlukan lebih banyak perhatian dari Pemda DKI Jakarta untuk memberikan bantuan di sana," kata Aziz.

"Dan kebetulan daerah kebakaran ini adalah wilayah yang cukup padat sehingga mereka masih membutuhkan tempat-tempat penampungan," imbuh Aziz.

Dengan demikian, bantuan bedah rumah dari Pemprov DKI disebut dapat membantu para korban kebakaran itu kembali mendapatkan tempat tinggal.

Aziz berharap, Pemprov DKI bisa menjalankan program bedah rumah sebelum Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah agar mereka memiliki tempat tinggal saat hari raya.

Baca juga: Warga Korban Kebakaran di Palmerah Mengungsi di Mushala

"Mengingat ini masih masa bulan puasa dan sebentar lagi mereka akan merayakan Idul Fitri dan jangan sampai ketika mereka merayakan belum punya tempat berlindung," ucap Aziz.

Diberitakan sebelumnya, kebakaran yang melahap puluhan petak kontrakan dan rumah di Jalan Kota Bambu, Palmerah, Minggu dini hari, nyaris tak menyisakan apa-apa.

Pantauan Kompas.com, api membakar 75 petak kontrakan tanpa ampun. Bangunan hangus tak tersisa lantaran menggunakan material yang mudah terbakar, yakni triplek dan kayu.

Sementara, 20 rumah permanen yang ikut terbakar terpantau masih kokoh berdiri meski isi bangunan, atap dan jendela hangus tak tersisa.

Hujan yang diharapkan kehadirannya pada saat kebakaran terjadi malah turun pagi hari. Air hujan membasahi bangunan yang sudah porak poranda.

Warga mulai bekerja sama membersihkan puing-puing sisa kebakaran. Mereka fokus mengumpulkan puing-puing berukuran besar lebih dulu supaya tak memenuhi lokasi.

Warga bahkan meminta bantuan kepada pemulung untuk mengangkut barang-barang bekas kebakaran.

Hal itu dilakukan karena mayoritas penghuni kontrakan tidak ada yang kembali pascakebakaran terjadi.

"Ini warga semua yang bersihin, warga yang tak tinggal di kontrakan ya. Soalnya yang tinggal di sini (kontrakan), identitasnya banyak yang tidak jelas. Bahkan banyak yang tak kelihatan ini pascakebakaran," kata salah satu warga bernama Efendi saat ditemui di lokasi.

Baca juga: Diduga Terkena Percikan Las, Rumah Kosong di Cijantung Kebakaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com