JAKARTA, KOMPAS.com - Pria bernama Muhammad Fahmi (29) memilih untuk mudik ke kampung halamannya di Ngawi, Jawa Timur, menumpangi bus antarkota antarprovinsi (AKAP) daripada pakai motor.
Saat mudik tahun sebelumnya, Fahmi kerap memakai sepeda motor untuk pulang ke kampung halamannya.
Namun, tahun ini ia memilih menjaga kesehatan dengan menggunakan bus.
"Saya lebih mementingkan jaga kesehatan ya, jadi pilih pakai bus (mudik) tahun ini," kata Fahmi saat ditemui di sela-sela waktu kerjanya di bilangan Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024).
Baca juga: Cerita Istri TNI Tidak Bisa Mudik Lebaran karena Temani Sang Suami Bertugas
Selain menjaga kesehatan, Fahmi ingin pulang ke kampung halamannya dengan selamat dan minim risiko selama perjalanan.
Ia mengaku sering mengantuk dan menghabiskan waktu di jalan apabila mudik memakai sepeda motor.
Apalagi, perjalanan Fahmi ke kampung halamannya tidak dekat.
Saat ditelusuri menggunakan Google Maps, perjalanan Fahmi berjarak kurang lebih 603 kilometer ke kampung halamannya.
"Suka ngantuk gitu kalau pakai motor. Tahun kemarin pakai motor ya, saya harus menginap di Semarang. Itu perjalannya dua hari," kata dia.
Pengalaman dua hari di perjalanan membuatnya "mabuk darat". Bukannya bersilaturahmi dengan keluarga di kampung, Fahmi malah jatuh sakit.
Baca juga: Pemkot Bogor Pastikan Tidak Gelar Mudik Gratis Tahun Ini
Momen tahun lalu itu menjadi pelajaran baginya dan tidak ingin terulang kembali.
"Harusnya bisa silaturahmi sama keluarga, jalan-jalan bareng teman, tapi malah sakit di kampung," ucap pria yang berprofesi jadi penjaga toko itu.
Fahmi mempertimbangkan mudik menggunakan bus sudah dari jauh hari.
Ia pun bolak-balik memantau harga tiket bus ke kampung dari sebelum Ramadhan.
Bahkan, Fahmi mendapat info dari teman sekampungnya bahwa harga tiket bus tahun ini melonjak.
Saat perusahaan otobus (PO) merilis harga tiket Jakarta-Ngawi pada 8 Maret 2024, ia terkejut
Harga tiket bus ke kampungnya untuk sekali perjalanan mencapai Rp 590.000 untuk kelas eksekutif.
Baca juga: Pemerintah Imbau Warga Manfaatkan Mudik Gratis ketimbang Pakai Sepeda Motor
"Lumayan naiknya, tahun lalu saya lihat kalau enggak salah Rp 480.000, sekarang ya segitu hampir Rp 600.000," kata Fahmi.
Namun, naiknya harga tiket itu sudah ia prediksi. Fahmi sudah menabung gajinya sejak jauh hari untuk membeli tiket mudik.
Ia menyisihkan Rp 5 juta untuk mudik tahun ini. Jumlah itu termasuk untuk beli tiket pulang dan pergi.
Uang itu ia pakai untuk memberikan tunjangan hari raya (THR) ke sanak saudara dan keluarga.
"Dan juga saya sisihkan untuk berlibur di kampung," ucap dia.
Kesibukan pekerjaan di Jakarta menjadikan momen mudik ini sekaligus liburan bagi Fahmi.
"Karena saya kerja dari pagi sampai malam ya, untuk jalan-jalan enggak sempat karena capek," kata dia.
Baca juga: Mulai 4-16 April, Polri Gelar Operasi Ketupat Amankan Mudik Lebaran 2024
Sebagaimana diketahui, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi 84,27 persen atau 28,4 juta penduduk di Jabodetabek akan mudik pada tahun 2024.
Jumlah itu lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya mencapai 54,31 persen atau sekitar 18,3 juta orang.
Kebanyakan pemudik ini memilih naik moda transportasi umum daripada kendaraan pribadi.
Sekitar 8,26 juta orang atau 29,05 persen pemudik akan menumpangi kereta api, sedangkan yang naik bus sebanyak 7,89 juta orang atau 27,76 persen.
Di urutan ketiga sebanyak 4,27 juta atau 15,03 persen pemudik memilih naik mobil pribadi. Sedangkan 2,56 juta atau 9,02 persen pemudik naik sepeda motor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.