"Tapi, barisan nomor kecil atau antrean saya, cuma dipanggil beberapa kali. Selanjutnya nomor-nomor yang gede, yang katanya pada datang agak siang. Mereka rata-rata pada dapat, yang dari pagi malah enggak dapat," lanjut dia.
"Di barisan saya, ada beberapa yang dipanggil, yang paling depan saja. Sampai nomor urut 50 pun kayaknya enggak sampai. Kebanyakan yang dipanggil dari barisan nomor-nomor besar," tutur Anti.
Hal serupa turut dialami oleh warga Jatiwaringin, Kota Bekasi, bernama Suhari (63).
Ia tiba di Kantor Samsat Jakarta Timur pukul 05.00 WIB sendirian dengan motornya.
Baca juga: Pemkot Bogor Pastikan Tidak Gelar Mudik Gratis Tahun Ini
Berbekal informasi dari rekan sesama ojek online (ojol), Suhari dengan percaya diri berangkat usai shalat subuh agar dapat kuota mudik gratis.
Namun, keberuntungan tidak berpihak padanya. Suhari sama apesnya dengan Anti, bahkan bisa dibilang lebih apes.
"Saya enggak dapat kartu nomor urut dan formulir, saya juga enggak dapat nomor yang ditulis di tangan pas antre di gerbang," ucap Suhari kepada Kompas.com, Kamis.
Setibanya di Kantor Samsat Jakarta Timur, Suhari disuruh ikut antre bersama calon pendaftar lainnya di gerbang.
Ia mengira tangannya bakal ditulis atau distempel nomor urut seperti orang-orang yang dilihatnya.
Baca juga: Peserta Mudik Gratis Kemenhub 2024 di Bekasi Melonjak
Namun, tangan Suhari tidak kunjung dituliskan nomor antrean.
"Tadi saya enggak dapat nomor yang ditulis di tangan, yang dapat yang lebih dulu datang. Saya enggak kebagian," ujar Suhari.
Ia pun merasa bingung, meski akhirnya mengira bakal langsung dikasih kartu nomor urut dan formulir.
Nyatanya, hal tersebut juga tidak terjadi.
"Disuruh ikut antre buat dapat nomor dan formulir, cuma kuotanya sudah keburu habis katanya," ungkap dia.
Anti dan Suhari sama-sama bertahan di Kantor Samsat Jakarta Timur sampai sekitar pukul 13.00 WIB.