Anti mendapat nomor urut 93 yang ditulis pakai spidol di tangannya saat mengantre di gerbang Kantor Samsat Jakarta Timur.
Sekitar pukul 07.00 WIB, gerbang dibuka. Warga saling dorong karena tidak sabar mendaftar mudik gratis.
"Kami diatur dan disuruh baris. Polisi panggil nomor urut di tangan, untuk nomor satu sampai 100 dalam satu barisan. Baris-baris selanjutnya itu nomor antrean angka yang lebih besar," jelas Anti di lokasi, Kamis.
Baca juga: Polresta Bogor Kota Adakan Mudik Gratis ke Semarang, Pendaftaran Mulai 5 April 2024
Mulanya, Anti mengira nomor pada tangannya adalah nomor urut pemberian formulir pendaftaran mudik gratis.
Namun, pendaftaran menggunakan nomor urut yang berbeda.
Nomor urut baru dan formulir pendaftaran hanya diberikan pada orang-orang yang dipanggil.
"Tapi, barisan nomor kecil atau antrean saya, cuma dipanggil beberapa kali. Selanjutnya nomor-nomor yang gede, yang katanya pada datang agak siang. Mereka rata-rata pada dapat, yang dari pagi malah enggak dapat," lanjut dia.
"Di barisan saya, ada beberapa yang dipanggil, yang paling depan saja. Sampai nomor urut 50 pun kayaknya enggak sampai. Kebanyakan yang dipanggil dari barisan nomor-nomor besar," tutur Anti.
Untuk Suhari, warga Jatiwaringin, Kota Bekasi, itu bahkan tidak mendapat nomor urut yang ditulis di tangan.
"Saya enggak dapat kartu nomor urut dan formulir, saya juga enggak dapat nomor yang ditulis di tangan pas antre di gerbang," ucap Suhari di lokasi, Kamis.
Ia mengira tangannya bakal ditulis atau distempel nomor urut seperti orang-orang yang dilihatnya.
Namun, tangan Suhari tidak kunjung dituliskan nomor antrean.
"Tadi saya enggak dapat nomor yang ditulis di tangan, yang dapat yang lebih dulu datang. Saya enggak kebagian," ujar Suhari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.