JAKARTA, KOMPAS.com - Lansia bernama Ipah (64) turut mengantre untuk membeli paket buka puasa murah seharga Rp 2.000 di Jalan Pasar Baru Selatan, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2024).
Selama bulan Ramadhan, Ipah setiap hari mengantre. Sebagai warga kurang mampu, ini merupakan suatu hal yang tidak ingin dia sia-siakan untuk bertahan hidup.
“Ya lumayan, ini Rp 2.000. Kalau di warung nasi bisa Rp 13.000, Rp 15.000,” ujar Ipah saat ditemui Kompas.com di sela-sela dia mengantre, Senin (25/3/2024).
Baca juga: Potret Warga Antre Beli Paket Buka Puasa Rp 2.000, Dapat Nasi Plus 3 Macam Lauk
Selain karena harganya yang murah, alasan dia ikut mengantre setiap hari karena porsi makanan yang mengenyangkan.
“Iya lah (kenyang). Kadang-kadang saya enggak habis, makan sama cucu, berdua,” ujar Ipah.
Selama bulan puasa ini, lansia perempuan diperbolehkan membeli dua bungkus.
“Kalau dapat dua, ya sama suami saya. Suami saya kan enggak bisa jalan. Bisa sih, cuma lama jalannya),” imbuh Ipah.
“Iya, kalau hari biasa (dapat satu doang). Kalau puasa, lansia perempuan, dua. Kalau hari biasa cuma satu,” lanjut dia.
Terkadang, Ipah juga menyisihkan nasi bungkus itu untuk dimakan saat sahur.
Baca juga: Diduga Terlibat Balap Liar, 22 Remaja di Pasar Rebo Ditangkap Polisi
“Lumayan. Habis, suami saya enggak kerja. Nah, ini dapat dua, masing-masing satu deh buat sahur. Kalau ada cucu, separuh-separuh,” pungkas Ipah.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, warga sudah mengantre di Jalan Pasar Baru Selatan dengantertib sejak pukul 16.00 WIB meski pemilik belum membukanya.
Kebanyakan warga yang mengantre adalah lansia. Kendati demikian, beberapa di antaranya ada anak muda dan anak di bawah umur.
Meski begitu, anak di bawah umur ini mengantre di jalur yang berbeda. Tujuannya agar mereka tidak turut berdesak-desakan dengan orang dewasa.
Untuk membeli nasi seharga Rp 2.000 ini, mereka ada yang berjalan kaki, mengayuh sepeda, dan mengendarai sepeda motor.
Setelah beberapa menit, warga secara bergantian memberikan Rp 2.000 kepada seseorang yang berjaga, lalu ditukar dengan kupon berwarna kuning untuk pengambilan nasi.
Baca juga: War Takjil dan Kegembiraan Lintas Agama