Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Antre Paket Nasi Rp 2.000 di Pasar Baru, Panitia: Seorang Hamba Allah Ingin Berbagi

Kompas.com - 25/03/2024, 20:34 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga mengantre membeli paket nasi untuk berbuka puasa dengan harga murah, yakni Rp 2.000.

Lokasinya berada di Jalan Pasar Baru Selatan, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Kepada Kompas.com, perempuan berinisial W menyebut ini merupakan kegiatan bersedekah yang diinisiasi oleh pria yang enggan disebutkan namanya.

Baca juga: Potret Warga Antre Beli Paket Buka Puasa Rp 2.000, Dapat Nasi Plus 3 Macam Lauk

“Seorang Hamba Allah. Dia enggak mau disebut. Ya ingin berbagi saja. Mungkin, 'Hamba Allah' ini dikasih rezeki lebih atau apa, dia percaya konsep sedekah,” ujar W, Senin (25/3/2024).

“Kalau misalnya dikasih begitu saja, kan enggak kelihatan. Kalau begini, kan kelihatan mana yang benar-benar membutuhkan atau enggak. Ya biar sama-sama makan saja sih, bareng-bareng,” imbuh W.

W menolak kegiatan ini disebut jual beli nasi bungkus murah karena tidak sesuai dengan konsep "Hamba Allah" itu.

“Sebenarnya, lebih ke mengajak mereka (warga) beramal juga melalui Rp 2.000 ini. Maksudnya, yang bekerja ini kan butuh tenaga,” ucap W.

Dalam kegiatan ini, "Hamba Allah" dibantu oleh delapan orang. Mereka adalah petugas parkir, penjual warung kelontong, pemilik warung kopi, dan lain-lain.

“Maksudnya, yang kerja (delapan orang) ini kan butuh tenaga, lelah. Meski hanya Rp 2.000, kalau uangnya dikumpulkan, menjadi berarti bagi mereka (delapan orang ini),” ungkap W.

Baca juga: Beli Paket Buka Puasa Rp 2.000, Warga Pasar Baru: Kalau di Warteg Bisa Rp 15.000

Dengan kata lain, W menekankan, uang Rp 2.000 per orang untuk satu nasi bungkus ini tidak diambil oleh "Hamba Allah", melainkan dibagi rata untuk delapan pekerja tersebut.

“Iya, bukan untuk si 'Hamba Allah' ini. Jadi, enggak diambil buat bikin nasi lagi, enggak. Mereka kan yang bantu. Jadi nanti sebulan sekali, enggak seberapa sih, tapi dari hasil ini, dibagi-bagi. Buat uang capek. Konsepnya beramal untuk beramal,” tutur W.

Dengan memilih jalan ini, W mengungkapkan, "Hamba Allah" percaya bahwa setiap uang yang didapatkan dari keringatnya sendiri bukan sepenuhnya milik pribadi, melainkan ada rezeki orang lain.

“Jadi, kita ya berbagai. Agama apa pun, diajarkan kayak gitu. Mereka (warga) juga kita ajarkan memberi. Walau pun mereka enggak mampu, tapi masih bisa bersedekah kok dengan Rp 2.000,” tegas W.

W yang merupakan keponakan dari Hamba Allah ini mengungkapkan bahwa kegiatan ini sudah berlangsung selama tujuh tahun terakhir.

Kendati demikian, saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, "Hamba Allah" terpaksa berhenti menjalankan kegiatan ini selama dua tahun.

Baca juga: Polisi: Koboi Jalanan Dapat Airsoft Gun dan Pistol Korek Api dari Teman

Ia menjelaskan, pada awalnya "Hamba Allah" mengkhusukan kegiatan ini untuk warga Pasar Baru yang kurang mampu.

Namun, seiring berjalannya waktu, kegiatan ini semakin menarik perhatian warga setempat dan bahkan orang yang kebetulan lewat Jalan Pasar Baru Selatan.

“(Sekarang kan) Banyak juga yang dia sehat tapi antre, ya enggak apa-apa. Ya berarti dia butuh. Kita tetap kasih. Walau dia sehat, pakaian bersih. Kalau dia antre, ya dia butuh,” ucap W.

Kegiatan beramal ini digelar bukan hanya pada saat bulan Ramadhan. Di hari biasa pun tetap digelar.

“Kalau sebelum Ramadhan, kita cuma hari Jumat doang. Tapi, selama bulan puasa ini, kemarin kita full, cuma hari Minggu libur. Nah, ini untuk pekan ini, kita sisa Rabu dan Jumat. Soalnya pekerja juga mau pulang kampung kan,” imbuh W.

Dalam satu hari, "Hamba Allah" bisa menyediakan 300 porsi nasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com