Kapal yang ia tumpangi terkena ombak dan membuatnya meninggal dunia sebelum sempat berkunjung ke Luar Batang.
“Habib Husein di Palembang tentu saja tidak sebentar, karena Mbah Priok kenal dekat dan artinya sudah cukup lama di situ,” imbuh Daeng Mansur.
Setelah Palembang, kota yang menjadi persinggahan Habib Husein selanjutnya adalah Banten, Jawa Barat. Berdasarkan yang Daeng Mansur ketahui, sang Habib menghabiskan waktu selama 10 tahun di Banten.
Banyak pula cerita yang beredar, saat di Banten, Habib Husein dikabarkan menikah dan kemudian wafat di usia muda. Namun, menurut Daeng Mansur, sampai saat ini cerita tersebut belum dapat dibuktikan.
Pasalnya, selama melakukan perjalanan dari Yaman sampai ke Banten, Habib Husein diprediksi sudah menghabiskan waktu selama puluhan tahun dan datang ke masjid Luar Batang dengan usia yang tak lagi muda.
Setelah singgah di Banten, Habib Husein tidak langsung melanjutkan perjalanan ke Sunda Kelapa di Batavia.
“Setelah ke Banten beliau melanjutkan perjalanannya, kalau dipikir pakai akal sehat, dari Banten ke Sunda Kelapa lebih dekat dong? Tapi, dia enggak ke sini, dia malah ke Jawa Tengah,” tutur Daeng Mansur.
Daeng Mansur juga mengungkapkan, dalam sebuah buku berjudul ‘Masjid-masjid Tua’ karangan Adolf Heuken, dikatakan bahwa Habib Husein adalah seorang pensiar Islam yang termasyur di pesisir utara Jawa, karena perjalanan beliau dari Banten sampai Jawa Timur.
Baca juga: Tentang Lontong, Ada Riwayat Syiar Islam di Indonesia
Karena dalam perjalanannya, Habib Husein tidak ke Jawa Tengah saja. Namun, juga berusaha mensiarkan agama Islam ke daerah Jawa Timur.
Setelah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk berdakwah di pesisir Jawa, Habib Husein sempat singgah di Cirebon sebelum akhirnya, memutuskan untuk tinggal di Luar Batang Jakarta Utara.
Berdasarkan perjalanan panjangnya, Habib Husein diprediksi memasuki kawasan Luar Batang pada tahun 1732.
Saat itu, masjid Luar Batang sudah berdiri dengan nama Masjid An-Nur.
Menurut keterangan Daeng Mansur, setibanya di Luar Batang, Habib Husein tinggal bersama sang murid yang bernama Ne Bok Seng atau Haji Abdul Kadir yang kini makamnya berada di samping makam sang Habib di Masjid Luar Batang.
Saat itu, rumah Ne Bok Seng berada persis di samping masjid An-Nur.
“Di saat Habib Husein belum sampai ke Nusantara Islam sudah ada, karena ada yang bilang Islam ada pada abad ke-20,” kata Daeng Mansur.
Setelah melakukan perjalanan berdakwah yang cukup panjang, Habib Husein pun wafat di kawasan Luar Batang pada tahun 1756.
Karena perannya yang begitu besar untuk agama Islam, sampai detik ini makam Habib Husein selalu ramai peziarah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.