Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perantau Ini Tetap Pilih Motor Jadi Transportasi Mudik meski Rawan Kecelakaan

Kompas.com - 09/04/2024, 08:05 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mohammad Yunus (31) lebih memilih untuk naik sepeda motor ke kampung halaman dibandingkan ikut program mudik gratis.

"Malas ngurusnya, pasti repot," kata dia ketika diwawancarai Kompas.com, Senin (8/4/2024).

Yunus mengungkapkan, tak memiliki banyak waktu untuk mendaftar dan mengurus segala keperluan untuk ikut program mudik gratis.

Meski tingkat kecelakaan pemudik dengan sepeda motor tinggi, Yunus merasa tak khawatir. 

Baca juga: H-2 Lebaran, Jumlah Pemudik di Bandara Sultan Hasanuddin Melandai

Pasalnya, ia selalu mempersiapkan tubuh yang fit dan kendaraan yang layak jalan sebelum mudik ke kampung halamannya di Cirebon.

Ia juga tak mau memaksakan tubuhnya. Apabila sudah merasa lelah di perjalanan, Yunus lebih memilih istirahat.

Yunus bisa istirahat 10 hingga 15 kali saat menuju Cirebon dengan sepeda motornya.  

Sebelum mudik, ia rela merogoh kocek sebesar Rp 700.000 untuk servis motor.

"Kalau rusaknya enggak banyak paling Rp 300.000, tapi kebetulan motor saya banyak yang rusak jadi Rp 700.000," sambung dia.

Meski kampung halamannya tidak terlalu jauh, Yunus menghabiskan banyak uang hasil kerja kerasnya selama satu tahun saat mudik Lebaran. 

Baca juga: Pesan Kapolri ke Pemudik: Jangan Dipaksakan Jika Sudah Lelah

"Sampai habis kantong kering, hasil kerja setahun, habis selama libur Lebaran," kata Yunus sambil tersenyum.

Bahkan, tunjangan hari raya (THR) yang didapati Yunus sebesar Rp 5 juta juga akan dihabiskan saat di kampung halaman.

Yunus memang sudah mengalokasikan semua uang THR-nya untuk biaya mudik dan bagi-bagi ke saudara terdekat.

"Iya betul untuk bagi-bagi uang ke saudara terdekat aja biasanya," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com