Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemudik Apresiasi Pelayanan KAI, tapi Komplain soal Sampah Menumpuk di Toilet

Kompas.com - 14/04/2024, 15:06 WIB
Baharudin Al Farisi,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pemudik bernama Sri (42) menyayangkan petugas yang terlalu lama mengangkut sampah di dalam toilet kereta api.

Hal tersebut berdasarkan pengalamannya selama melakukan perjalanan mudik dari Stasiun Pasar Senen - Garut, atau sebaliknya.

“Ada sedikit penilaian dari saya, khususnya lebih ditingkatkan lagi dalam segi kebersihannya ya. Toilet dan sampahnya,” kata Sri saat ditemui Kompas.com di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2024). 

Baca juga: Cerita Samsuri Mudik Naik Kereta dari Indramayu ke Tangerang: Nyaman, Satu Gerbong Kosong

“Kadang-kadang kan mereka lama ambil sampahnya sehingga sampah bertumpuk. Ya mohon diperhatikan itunya saja sih, kebersihan toilet,” lanjut dia.

Terlepas dari hal tersebut, Sri mengaku nyaman menggunakan transportasi kereta api untuk perjalanan mudiknya.

Kereta api itu paling nyaman untuk transportasi, khususnya untuk saya, peminat KAI. Pokoknya paling aman, lancar dan minim kecelakaan. Jadi saya memilih KAI, paling the best bagi saya,” ungkap Sri.

Pendapat berbeda disampaikan oleh pemudik asal Indramayu bernama Samsuri (51). Ia meminta agar PT KAI menyediakan lebih banyak kereta api saat momen-momen tertentu, salah satunya adalah mudik Lebaran.

Dia merasa kasihan dengan teman-temannya yang tidak bisa pulang kampung dari Jakarta ke Indramayu menggunakan kereta api karena kehabisan tiket. 

Baca juga: KAI Daop 6 Kembalikan Barang Tertinggal Milik Penumpang Senilai Rp 126 Juta

“Mungkin , yang perlu ditingkatkan itu ketersediaan armada kereta di momen-momen tertentu, seperti Lebaran ini. Karena kan pengguna kereta api ini kan semakin tahun semakin bertambah,” imbuh Samsuri.

“Kalau bagi saya sih, yang melawan arus mudik, mungkin lebih kosong ya. Berangkat kosong, dan mungkin balik lebih kosong. Tapi, bagi orang-orang yang mudik ke luar Jawa, dari Jakarta, barangkali mereka malah menjadikan transportasi lain sebagai alternatif, karena tidak kebagian tiket,” tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com