Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Kompas.com - 18/04/2024, 10:08 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

TANGERANG, KOMPAS.com - Mungkin banyak yang bertanya-tanya, mengapa warung sembako madura hampir tidak pernah terlihat tutup. 

Bahkan saat malam hari hingga fajar, warung tersebut tetap buka.

Pemilik warung madura di Pondok Petir bernama Subaidi (32) mengungkapkan, ada beberapa alasan yang membuat warung madura selalu buka selama 24 jam.

 Baca juga: Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Alasan utamanya adalah memanfaatkan kehidupan kota yang seolah tidak pernah tidur. Penjual memanfaatkan sejumlah warga yang beraktivitas tanpa mengenal waktu.

“Kehidupan di kota itu kan 24 jam. Kalau istilah dulu, Jakarta enggak pernah tidur. Kalau di kampung, malam saja sudah sepi. Nah, di Jakarta, mana ada?” kata Subaidi saat ditemui Kompas.com di Terminal Pondok Cabe, Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan, Rabu (17/4/2024).

Belum lagi, sejumlah anak muda di wilayah Jabodetabek kerap nongkrong hingga dini hari.

Saat malam tiba, mereka kerap kali mencari rokok atau minuman segar untuk teman bergadang.

“Anak-anak sekarang kan banyak yang entah itu nongkrong-nongkrong buat ngobrol dan bahkan mereka push rank (game) Mobile Legend. Nah, malamnya, kita hadir buat mereka,” ucap Subaidi.

Alasan lain warung madura tidak pernah tutup juga karena sedikit minimarket yang buka 24 jam.

“Iya. Jam malam itu, istilahnya, saingan atau kompetisi ini lebih mudah. Yang lain pada tidur, kita masih melek,” ungkap Subaidi.

Baca juga: Merantau ke Jakarta Jadi Pemilik Warung Sembako, Subaidi Sering Dianggap Punya Banyak Uang oleh Orang di Kampung

Oleh karena itu, penjaga warung madura tidak boleh satu orang karena buka selama 24 jam. Setidaknya ada dua atau lebih orang untuk bergantian menjaga warung.

“Mayoritas itu, kalau warung sembako madura, enggak bisa sendiri, harus pasangan. Kalau enggak suami istri, ya biasanya cowok-cowok. Soalnya harus bagi waktunya,” imbuh Subaidi.

Meski begitu, Subaidi menyadari adanya risiko yang besar saat warung madura buka selama 24 jam. Salah satunya rawan tindak kejahatan yang kerap terjadi pada dini hari.

“Madura kan warungnya 24 jam, bukan hal yang baru semisal ada pemalakan, ada preman yang sewaktu-waktu datang,” kata Subaidi.

“Pernah (alami pemalakan). Ya istilahnya, apa ya, ya risiko sih sebenarnya. Kita buka usaha 24 jam, di mana jam-jam rawan itu ada,” tambah dia.

Dengan bekerja siang-malam beserta risiko yang mengintai, Subaidi menganggap bahwa hal tersebut sepadan dengan hasil yang didapatkan selama berdagang.

Worth it kita berjuang selama 24 jam. Kalau siang sepi, dapat malam, begitu sebaliknya,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com