Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Kompas.com - 18/04/2024, 11:40 WIB
Tria Sutrisna,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah warga pendatang baru ke DKI Jakarta usai Lebaran terus menurun setiap tahunnya.

Kekuatan magnet Jakarta untuk menarik warga dari luar daerah seolah tak lagi sekuat dulu.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Budi Awaludin mengatakan, pendatang usai Lebaran 2024 diperkirakan 10.000 sampai 15.000 orang.

Angka ini berkurang dibandingkan jumlah pendatang tahun-tahun sebelumnya yang selalu di atas 20.000 orang.

“Kalau kami lihat tren selama empat tahun terakhir turun. Pada 2020 misalnya, terdapat 24.034 pendatang ke Jakarta,” ujar Budi, dikutip Kamis (18/4/2024).

Baca juga: Pendatang Tak Dilarang ke Jakarta, asalkan Punya Keterampilan dan Tempat Tinggal

Memilih tak merantau ke Jakarta

Ahmad Rizqi Mubarok (25), pemudik asal Sumedang, Jawa Barat menjadi salah satu orang yang memilih tak mengadu nasib di Ibu Kota.

Bahkan, Jakarta sudah sejak lama tak lagi masuk daftar tujuan perantauannya.

“Alasan utamanya karena gue mikir di Jakarta akan sulit nyari kerja, apalagi background pendidikan gue yang ilmu pemerintahan. Pasti akan sangat langka untuk ada lowongan itu,” ujar Rizqi saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (18/4/2024).

Jakarta hanya menjadi opsi tempat untuk transit setiap kali Rizqi mudik ke Sumedang dari perantauannya di Bangka, Sumatera Selatan. Termasuk pada momen mudik Lebaran tahun ini.

Bagi Rizqi, daerah lain justru memberikan lebih banyak peluang kerja daripada Jakarta yang terlalu ketat persaingannya. Sebab, sudah terlalu banyak warga dari berbagai daerah yang ingin bekerja di Ibu Kota.

Selain karena minimnya peluang kerja, kemacetan di Jakarta juga menjadi salah satu alasan Rizqi enggan mencari kerja di Ibu Kota.

“Dulu kurang lebih tiga bulan gue sudah berusaha nyari di platform loker (lowongan kerja), tapi nihil. Akhirnya gue menemukan pekerjaan di daerah Bangka Tengah. Intinya, mau enggak mau, suka enggak suka, gue harus tetap kerja walaupun pilihannya harus merantau,” ungkap Rizqi.

Baca juga: Kadis Dukcapil Ungkap Banyak Pendatang Jadi Penganggur Saat Diajak Pemudik ke Jakarta

Pendatang diprediksi terus berkurang

Berdasarkan data Dukcapil DKI Jakarta selama empat tahun terakhir, terdapat 24.034 pendatang ke Jakarta usai Lebaran pada 2020.

Kemudian pada 2021, jumlah pendatang ke Ibu Kota sebanyak 20.046 orang. Penurunan ini dipengaruhi oleh adanya pembatasan pergerakan warga karena pandemi Covid-19.

Namun, kenaikan jumlah pendatang kembali terjadi pada 2022 karena adanya pelonggaran pergerakan warga. Tercatat ada 27.378 pendatang baru di Jakarta.

“2023 turun lagi menjadi 25.918 pendatang. Waktu itu juga kami sudah mulai sosialisasi program penataan data kependudukan sesuai domisili,” ungkap Budi.

Menurut Budi, penurunan jumlah pendatang ke Jakarta diperkirakan bakal terus berlanjut. Hal ini karena pembangunan di berbagai daerah yang sudah lebih merata.

Di samping itu, perekonomian nasional juga sudah membaik dan lapangan kerja sudah semakin banyak terbuka.

“Salah satu menurunnya pendatang baru ke DKI Jakarta karena, Secara umum pembangunan nasional saat ini sudah mulai merata di beberapa daerah, termasuk infrastrukturnya,” pungkas Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com