Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Kompas.com - 19/04/2024, 06:42 WIB
Nabilla Ramadhian,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Toko mainan di Pasar Gembrong, Jatinegara, ramai didatangi pembeli yang hendak memborong selama periode libur Lebaran kemarin. 

Salah satu pemilik toko, Ajeng (56) mengatakan, dia meraup untuk jutaan rupiah dalam waktu empat hari saja. 

"Itu kemarin sempat Rp 4 juta sampai Rp 5 jutaan. Tapi ya begitu, saya kembali belanjakan lagi setiap ada stok mainan yang habis," ujar dia di tokonya di Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (18/4/2024).

Keuntungan harian itu diraup Ajeng selama empat hari, yakni hari pertama sampai keempat libur lebaran atau Rabu (10/4/2024) sampai Sabtu (13/4/2024).

Baca juga: Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Sehari-hari, Ajeng melayani sekitar dua sampai tiga pelanggan. Pada bulan puasa, ada peningkatan menjadi empat pelanggan per hari.

Jumlahnya membludak pada Hari Raya Idul Fitri, meski sebagian yang datang ke tokonya hanya untuk melihat-lihat.

"Lumayan empat hari itu ramai banget. Dari hari itu sampai sekarang, jumlah pembeli menurun. Paling empat orang, kayak hari ini," tutur Ajeng.

Belanjakan uang THR

Setiap lebaran, anak-anak selalu mendapatkan tunjangan hari raya (THR) dari orang dewasa.

Baca juga: Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Ada yang menyimpannya untuk ditabung, ada pula yang memanfaatkannya untuk belanja pakaian atau mainan.

Di toko Ajeng, anak-anak itu tampak sibuk ingin membeli berbagai macam mainan dengan uang THR-nya.

"Karena dapat THR, pada bilang 'mama, aku mau ini. Duitku mana? Duitku mana?' Saya ngelihatin saja," kata Ajeng sambil tertawa.

Rata-rata, para orangtua menanggapinya dengan menanyakan harga mainan yang ditunjuk anak-anak mereka terlebih dulu.

Jika harganya kurang cocok, Ajeng dengan santai menyarankan agar mereka melihat-lihat di toko lain.

Baca juga: Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

"Katanya mahal, 'ya sudah cari di tempat lain. Yang murah banyak'. Aku bilang begitu. Eh, balik lagi ke toko ini. Katanya yang di toko lain penjualnya galak dan enggak sabaran," tutur Ajeng.

Beruntung, cara Ajeng menanggapi pelanggan yang awalnya merasa kurang cocok dengan harga yang ditawarkan membuat mereka kembali ke tokonya.

Caranya yang santai, tetap pada harga yang ditawarkan, dan tidak memaksa pelanggan untuk membeli membuatnya meraup keuntungan sampai jutaan rupiah per hari.

"Itu namanya ikhlas, ya. Ikhlas menerima konsumen, ikhlas juga membiarkan konsumen pergi, ya sudah. Lalau memang bukan rezekinya, masa tarik-tarik mereka?" pungkas Ajeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com