Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Kompas.com - 20/04/2024, 10:49 WIB
Larissa Huda

Editor

BEKASI, KOMPAS.com - Aloysius Bernanda (47), seorang pria di Bekasi menjadi korban penipuan program beasiswa doktoral (S3) di Filipina oleh pelaku berinisial BTC.

Menurut pria yang akrab disapa Loys itu, masih ada ratusan orang yang bernasib sama sepertinya dari berbagai daerah di Indonesia.

"(Total korban) 207. Tersebar dari berbagai daerah, kemarin saya sempat tanya-tanya ada yang dari Aceh, Medan, bahkan dari Papua, Manado, Kalimantan," ujar Loys kepada wartawan, Kamis (18/4/2024).

Baca juga: Uang Korban Dipakai Trading, Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Sementara korban dari Bekasi, kata Loys, berjumlah lima orang termasuk dirinya. Di antara mereka ada yang merupakan sepasang suami-istri.

Loys mendaftar program beasiswa S3 di Filipina pada Desember 2023. Namun hingga sekarang, perkuliahan tak kunjung terlaksana sehingga ia menuntut pertanggungjawaban.

Sederet kejanggalan

Aloysius menuturkan, dia dan ratusan korban lainnya yakin BTC tidak menipu karena pernah memberangkatkan mahasiswa untuk kuliah di Filipina.

Kejadian bermula saat Loys melihat sebuah iklan program beasiswa kampus Philipines Women University (PWU) di media sosial pada November 2023.

"Ada nomor kontak di situ (Instagram) saya kontak lah nomornya, sama adminnya itu dimasukan ke WhatsApp grup. Waktu itu saya di angkatan (batch) empat," kata Loy, Kamis (18/4/2024).

Baca juga: Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Untuk meyakinkan program beasiswa tersebut benar adanya, Loys mengecek keaslian ijazah dari para alumnus PWU. Sampai sejauh itu, ijazahnya juga sudah disetarakan.

Dari hasil pengecekan itu, Loys dan para korban lainnya yakin dengan adanya program beasiswa doktoral yang dibuka BTC.

Pada Desember 2023, Loys ternyata dipindah ke batch lima karena mahasiswa angkatan sebelumnya sudah mau kuliah. Mereka juga diminta lunasi biaya pendaftaram hingga 31 Desember 2023.

Loys juga diiming-imingi beasiswa parsial sehingga ia hanya membayar Rp 30 juta. Loys akhirnya membayar pendaftaran itu dengan cara dicicil dua kali pada 14 dan 18 Desember 2023.

Loys mulai merasa curiga karena program S3 itu diperpanjang hingga Januari 2024. Padahal, kuota calon mahasiswa sudah terlalu banyak.

Baca juga: Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Kecurigaan Loys semakin kuat saat pihak penyalur berencana memindahkan semua calon mahasiswa batch 5 PWU ke salah satu kampus di Malaysia.

Sampai memasuki April 2024, perkuliahan tak kunjung terlaksana sehingga para korban menuntut pertanggungjawaban.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com