Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Kompas.com - 27/04/2024, 09:03 WIB
Tria Sutrisna,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merespons pernyataan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi yang menyebut masih ada daerah kumuh dekat Istana Negara.

Daerah yang disebut kumuh dan ekonomi warganya memprihatinkan itu adalah perkampungan di Kelurahan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat.

Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (Citata) DKI Jakarta, Heru Hermawanto mengatakan, tak bisa sembarangan menyebut suatu daerah sebagai kawasan kumuh.

Baca juga: Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Bagi dia, ada kriteria-kriteria yang harus menjadi dasar penilaiannya. Misalnya, kriteria itu dalam konteks bentuk dan kondisi fisik bangunan, maupun strata sosial dari para penghuni rumah.

"Ada kumuh karena bangunan berantakan tapi standar (bangunan) memenuhi. Nah itu dalam konteks saya sebagai perencana kota itu kumuh," ujar Heru saat ditemui di kawasan Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/4/2024).

Pertanyakan fakta sebenarnya

Heru pun mempertanyakan fakta sebenarnya kondisi daerah Tanah Tinggi yang disebut kumuh tersebut. Perlu ada penelusuran lebih lanjut untuk memastikannya bisa dikategorikan kumuh.

Namun, Heru tidak menjelaskan apakah pihaknya akan menelusuri lebih lanjut daerah kumuh yang dimaksud. Dia juga enggan berkomentar banyak mengenai persoalan itu.

"Teman-teman bisa lihat di google, foto udara, seperti apa faktanya bagaimana, saya tidak bisa banyak komentar lah," kata Heru.

Kompas.com mendatangi lokasi yang disebut sebagai daerah kumuh di kawasan Tanah Tinggi Johar Baru, Jakarta Pusat, yakni wilayah RW 12.

Permukiman warganya berlokasi di Jalan Tanah Tinggi XII yang mempunyai lebar berkisar tiga sampai empat meter. Jaraknya dari Istana Negara sekitar 5 kilometer.

Di sepanjang Jalan Tanah Tinggi XII, terdapat sebuah kali dengan ketinggian turap sekitar dua meter.

Warna airnya hitam. Meski mengalir, banyak sampah plastik yang mengambang dan tersangkut hingga akhirnya menumpuk di beberapa badan sungai.

Secara kasat mata, rumah-rumah penduduk yang berdiri dekat Jalan Tanah Tinggi XII ini merupakan bangunan permanen. Seolah tidak tampak seperti kawasan kumuh yang kebanyakan bangunanannya semipermanen.

Kumuh dan padat

Ketua RW 12, Imron Buchari kemudian mengajak Kompas.com menyusuri gang-gang dengan lebar bervariasi, mulai dari satu meter hingga hanya 40 sentimeter.

Kami tidak bisa berjalan sejajar. Bahkan, terkadang harus bergantian dengan pejalan kaki dari arah yang berlawanan ketika melewati gang sempit.

Baca juga: Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Megapolitan
Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Megapolitan
Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Megapolitan
Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Megapolitan
Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Megapolitan
Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com