Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Ormas hingga Oknum Aparat di Balik Parkir Liar di Jakarta...

Kompas.com - 15/05/2024, 10:39 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Forum Warga Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan menyebut, jumlah uang yang dihasilkan dari parkir liar di Jakarta sangat fantastis.

Situasi ini membuat sektor tersebut diduga kuat dilindungi dan dijaga dengan baik oleh organisasi masyarakat (ormas) dan oknum aparat penegak hukum, sehingga sulit untuk ditertibkan.

"Pemain di sektor parkir ini melibatkan banyak pihak, mulai dari oknum ormas dan oknum aparat juga," ujar Tigor, Rabu (15/5/2024).

"Kondisi inilah yang membuat masalah perparkiran, terutama parkir liar, terus ada di Jakarta dan juga kota besar lainnya," lanjut dia.

Perihal seberapa besar uang dari sektor parkir liar di Jakarta, Tigor menyebut, angkanya bisa menyentuh Rp 1,3 miliar per hari. Jika dikalkulasikan, jumlah tersebut mencapai Rp 38,4 miliar per bulan dan sekitar Rp 460 miliar per tahun.

Baca juga: Pengakuan Jukir Minimarket: Uang Hasil Parkir Dikumpulkan, lalu Masuk Kas RT dan Ormas

Angka itu didapat dari rata-rata nominal pembayaran parkir liar, yakni Rp 10.000 dan dihitung berdasarkan waktu parkir efektif selama delapan jam per hari. Jumlah tersebut juga dikalkulasikan dengan 16.000 Satuan Ruang Parkir (SRP) yang ada di Jakarta.

"Padahal, jumlah SRP di Jakarta itu lebih 16.000. Jadi, pendapatannya pasti bisa bertambah lagi dari itu," ujar Tigor.

Oleh karenanya, Tigor mendukung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membenahi sektor perparkiran di Jakarta. Menurut dia, ini adalah momentum yang tepat untuk melakukan pembenahan.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono beserta jajarannya diminta untuk menempatkan sektor parkir sebagai instrumen pendapatan daerah yang potensial, sekaligus alat untuk mengendalikan kemacetan.

"Jika bisa membereskan masalah parkir, maka akan mendapatkan dua fungsi itu," ujar Tigor.

Pengakuan jukir minimarket

Pernyataan Tigor soal uang dari parkir liar diduga mengalir ke oknum ormas serta oknum aparat dibenarkan salah seorang juru parkir minimarket di daerah Pasar Minggu. Ia meminta dipanggil Boneng.

Saat berbincang santai dengan Kompas.com di sela aktivitasnya, Selasa (15/5/2024), Boneng mengaku, setiap hari menyetor uang hasil memarkir ke ormas berlatar belakang kesukuan serta RT setempat.

"Enggak ke RT juga (setornya), maksudnya kita kumpulkan. Kan ada dari ormas juga. Nah, ya sudah, kita bagi mereka-mereka saja," tutur Boneng.

Sayang, Boneng enggan membeberkan lebih lanjut perihal mekanisme dan nilai setoran ke RT setempat dan oknum ormas.

Boneng sendiri tidak setuju dengan penertiban juru parkir liar. Ia berpandangan, profesinya ini terbilang pekerjaan halal sehingga tidak perlu dibinasakan.

Baca juga: Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Selama 13 tahun menjadi juru parkir di Alfamidi Salihara, Boneng mengaku, sering mendapati barang-barang berharga konsumen ditinggal begitu saja di dashboard motor.

Sebagai juru parkir, ia merasa bertanggung jawab akan hal itu. Ia menyebut, pasti menjaga barang itu hingga konsumen datang.

"Saya kalau mau punya handphone bagus, duit banyak, bisa. Uang saja pada geletak. Tapi itu semua saya pulangin ke pemilik," ujar Boneng.

Atas keyakinan bahwa pekerjaannya bermanfaat bagi orang lain, Boneng dengan tegas tidak peduli dengan rencana penertiban juru parkir liar oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"(Setelah nantinya ditertibkan) ya (saya) enggak akan (menganggur), besoknya pasti markir lagi. Memangnya kenapa? Ya bodo amat," ucap Boneng.

"Kecuali saya nyolong, mencuri, tipu orang, boleh deh (ditertibkan)," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com