Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Kompas.com - 16/05/2024, 10:50 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indra (26) memasang wajah cemas setelah mengetahui Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mulai menertibkan juru parkir (jukir) liar di minimarket.

Dalam benaknya, pekerjaan yang sudah dia jalani selama empat tahun terakhir ini akan sirna.

Namun demikian, Indra masih mempunyai asa jika petugas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menghampirinya. Dia ingin berbicara secara baik-baik dan menjelaskan latar belakangnya.

“Saya punya istri dan anak (usia 2 dan 4 tahun). Kalau ditertibkan, mereka mau makan apa? Kalau ditertibkan, saya sedih. Cari pekerjaan sulit,” ujar Indra saat ditemui Kompas.com di Indomaret Komarudin, Cakung Barat, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (15/5/2024).

Dia juga akan menyinggung mengenai jumlah pengangguran yang akan berdampak terhadap tingkat kriminalitas di Jakarta.

Baca juga: Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Putus sekolah

Ketika masih duduk di bangku kelas 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP), ibunda Indra meninggal dunia.

Satu tahun setelahnya, ayahnya menikah lagi. Tak lama kemudian, dia putus sekolah karena keterbatasan biaya, mengingat dia mengemban pendidikan di salah satu sekolah swasta di Jakarta Timur.

“Saya dua bersaudara. Waktu itu, abang saya sudah menikah. Saya tinggal di rumah almarhum, dan abang saya sibuk dengan keluarganya. Dulu belum terlalu memikirkan saya, masa bodoh lah bahasanya,” kata Indra.

“Jujur ya, setelah (ayah) menikah, (saya) enggak dinafkahi lagi sampai saya hidup sendiri dan berkeluarga. Saat itu mah, satu kali pun enggak pernah dikunjungi. Saya sakit saja, dia (ayah) enggak tahu,” imbuh dia.

Dengan keadaan tersebut, hidup Indra luntang-lantung dan tak karuan. Bahkan, untuk sekadar makan saja sangat susah.

Baca juga: Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Hidup di jalan

Meski usianya ketika itu masih belasan tahun, Indra putar otak agar bisa mendapatkan uang. Alhasil, dia mengikuti teman untuk bekerja.

Lambat laun, kehidupan sehari-hari Indra selalu berada di jalanan, entah menjadi tukang parkir di pertigaan, persimpangan, bahkan lampu merah.

“Ya ikut sama teman, yang penting dapat uang. Kadang tinggal di rumah teman juga. Pokoknya hidup saya luntang-lantung,” ujar Indra.

Indra pernah bekerja sebagai petugas kebersihan di salah satu kampus di Jakarta. Namun, pekerjaanya itu tidak tak bertahan lama.

“Itu juga gajinya enggak cukup buat saya. Kadang, satu bulan enggak dibayar full, kadang diambil gaji saya, enggak dikasih ke saya, selama dua tahun kayak begitu,” ungkap Indra.

Baca juga: “Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

Kejar Paket C demi pekerjaan mapan

Indra menyadari, kehidupan di jalan sangat keras. Mencari kerja dengan latar belakang pendidikan tidak tamat SMP sangatlah sulit.

Oleh karena itu, ia mengambil sekolah Paket C demi mendapatkan ijazah dan angan-angannya mendapatkan pekerjaan yang mapan.

“(Saat mau ambil Paket C) itu saya sudah markir di jalanan, itu juga buat tambahan uang Paket C. Iya, tambahan uang di jalanan. Markir di mana saja gitu saya. Paket C kan lumayan harganya, Rp 1,8 juta,” ungkap Indra.

“Habis bingung kan cari duit ke mana. Ya kumpulkan saja selama dua tahun, dapat Rp 1,8 juta buat tebus Ijazah,” sambung dia.

Korban penipuan

Dalam satu momen, Indra mendapatkan informasi dari temannya bahwa salah satu perusahaan di Cikarang, Jawa Barat, tengah membuka lowongan pekerjaan sebagai mekanik motor.

Bermodalkan ijazah Paket C, ia tidak mau ketinggalan momen. Indra langsung menyambangi perusahaan tersebut.

Namun, nasib malang menimpanya. Indra malah menjadi korban penipuan dari perusahaan tersebut.

Baca juga: Terjaring Razia, Jukir di Minimarket: Saya Sudah Rentan, Tapi Harus Tetap Jadi Tulang Punggung Keluarga

“Pernah (melamar pekerjaan tapi keluarkan biaya), enggak masuk. Sampai satu tahun lalu dua tahun, enggak ada panggilan. Waktu itu kasih Rp 25 juta (dari hasil pinjaman dari abangnya),” ungkap Indra.

“(Sebagai) mekanik motor. Sudah kasih uangnya Rp 25 juta. Katanya, tunggu panggilan 6 bulan. Sampai sekarang, 2024, belum ada panggilan. Itu kejadiannya 2017,” tutur dia.

Mau tidak mau, Indra tetap harus melanjutkan hidup di jalan. Namun, dua tahun setelahnya, dia mendapatkan pekerjaan dari saudara laki-lakinya sebagai jukir liar di Indomaret Komarudin.

“Kan abang saya kebetulan jaga di sini (petugas keamanan dari Indomaret), ya sudah. Kata abang, 'lu jaga parkiran saja buat istri lu, buat anak lu, buat jajan',” imbuh Indra.

Alhasil, dia melakoni pekerjaan tersebut sampai hari ini.

Baca juga: Jukir Liar yang Masih Bandel Akan Dikenai Sanksi Tindak Pidana Ringan

Sudah berupaya

Bukan tidak mau cari pekerjaan lain mengingat usianya masih sangat muda, tetapi Indra sudah mencoba segala cara untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

“Kalau cari pekerjaan lain gampang, ya saya bakal cari, tanpa harus keluarkan biaya, saya bakalan cari ke manapun. Tapi, kalau keluar biaya gede, ya mending markir. Sayang soalnya uangnya,” ujar Indra.

“Ada kali 100 lamaran lebih. Melamar ke mana saja, enggak diterima. Ke sana, ke sini, ke Cikarang malah bayar Rp 25 juta. Kan nyesek, sedih kadang kalau ingat itu,” tambah dia.

Kini, Indra bermukim di Cakung Barat, Cakung, Jakarta Timur, bersama istri serta dua anaknya yang masih berusia dua dan empat tahun.

“Kalau belum punya istri dan anak, enggak mau kerja kayak begini (jukir liar minimarket), mending cari kerja lain,” ujar Indra.

“Mungkin hidup saya kurang beruntung dari yang lain. Tapi enggak apa-apa, jalani saja kehidupan ini. Tetap bersyukur,” pungkas Indra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com