JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga eks Kampung Susun Bayam (KSB) menolak pindah ke Rumah Susun (Rusun) Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara.
Selain karena jauh, warga beralasan, di wilayah tersebut tak ada lahan pertanian untuk warga mencari nafkah.
"Aduh enggak mau (pindah ke Rusun Nagrak). Pertama, jauh. Kedua, enggak ada lahan pertaniannya, sekolah jauh, kan rata-rata mereka (anak-anak) di sini sekolahnya," ucap salah seorang eks warga KSB saat ditemui di hunian sementara (huntara) di Jalan Tongkol, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (6/6/2024).
Sementara, Ketua Kelompok Tani KSB, Furqon (42), mengaku sudah berkali-kali survei ke Rusun Nagrak. Berdasar hasil survei, menurutnya, Rusun Nagrak tidak cocok dibangun lahan pertanian bayam.
Adapun pertanian bayam menjadi mata pencaharian warga KSB sebelum berpindah ke huntara di Ancol.
Baca juga: Jakpro Bakal Beri Pelatihan Kerja, Warga Eks Kampung Bayam: Jangan Janji Terus Meleset Lagi
Ketimbang wilayah Rusun Nagrak, menurut Furqon, lahan huntara yang saat ini ditempati warga eks KSB di Ancol justru lebih cocok untuk dibangun lahan pertanian. Furqon mengaku sudah pernah mencoba bercocok tanam di kawasan huntara.
"Di Nagrak itu kami beberapa kali survei juga jelas tentu tidak cocok," ucap Furqon.
Eks warga KSB lain bernama Babay (34) mengaku, dirinya sempat ditawari pindah ke Rusun Nagrak sebelum pindah ke huntara.
Bahkan, eks warga KSB juga diberi penawaran khusus untuk menempati lantai dasar, agar bisa membuka usaha.
"Cuma, ya, kita mempertahankannya karena Kampung Susun Bayam itu menjadi tempat tinggal kita, enggak berharap yang lain," ucap Babay.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih mendorong eks warga Kampung Susun Bayam untuk pindah ke Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara.
Hal itu diucapkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta Afan Adriansyah Idris saat ditanya awak media soal upaya mediasi dengan warga.
"Yang pasti gini, kalau memang warga membutuhkan adanya hunian, kami dari dinas perumahan menyiapkan hunian di Nagrak," ujar Afan saat ditemui di Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2024).
Afan memastikan, Rusun Nagrak merupakan hunian nyaman dari segi lingkungan maupun kenyamanan kelayakan gedungnya.
"Yang pasti huniannya nyaman, lingkungan aman, airnya oke, listrik oke, dan tarifnya pun terjangkau," imbuh dia.
Berkait warga yang mengeluh soal sulitnya akses menuju Rusun Nagrak, Afan memastikan ada moda transportasi publik.
"Ya enggak terlalu jauh juga, toh juga sekarang di semua rusun kita ada angkutan publiknya, cukup ya," imbuh dia.
Baca juga: Jakpro Bakal Berikan Pelatihan dan Kesempatan Kerja untuk Eks Warga Kampung Bayam
Adapun pada pertengahan Mei 2024 kemarin, warga KSB yang menempati Rumah Susun Kampung Bayam digeruduk oleh ratusan sekuriti utusan JakPro. Warga diminta untuk segera mengosongi rusun di samping JIS itu karena dianggap menempati tanpa izin.
Buntut dari konflik tersebut, warga eks KSB, Jakpro, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah melakukan mediasi.
Hasil dari mediasi itu adalah warga eks KSB sepakat berdamai dan bersedia menunggu keputusan Jakpro selanjutnya terkait rencana pembangunan rusun baru di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara.
Sambil menunggu proses pembangunan rusun tersebut, warga eks KSB akan tinggal di huntara di kawasan Pademangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.