Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Warga Kampung Bayam Ingin Hunian Layak dan Minta Cabut Laporan Polisi

Kompas.com - 30/05/2024, 18:16 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Kelompok Tani Kampung Susun Bayam Madani, Furqon mengungkapkan, eks warga Kampung Bayam menginginkan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberikan hunian yang layak.

Keinginan ini menjadi salah satu poin yang disampaikan eks warga Kampung Bayam saat mediasi dengan Pemprov DKI dan PT Jakarta Propertindo alias Jakpro di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Kamis (30/5/2024).

“Jelas saya terus mendorong hak layak hidup masyarakat kampung bayam,” ujar Furqon saat ditemui di Komnas HAM, Kamis.

Baca juga: Warga Kampung Bayam Mediasi dengan Jakpro di Kantor Komnas HAM Hari ini

“Terutama, saya meminta hadirnya pemerintah atau negara ketika masyarakat meneriakkan kekecewaan, paling tidak disambut dengan dialog, jangan dilaporkan polisi atau dipenjara,” lanjutnya.

Saat ditanya hunian layak seperti apa yang diinginkan eks warga Kampung Bayam, Furqon belum bisa menjelaskan karena mediasi di antara mereka belum usai dan bakal dilanjutkan pada Senin (3/6/2024).

“Nah, ini masih kita ini (bicarakan) karena berlanjut hari Senin ya. Nanti, teman-teman bisa ini (datang) nanti. Kalau saya sebut, nanti mendahului. Ibaratnya, baru dilahirkan, malah mendahului takdir,” tutur dia.

Baca juga: Mediasi Eks Warga Kampung Bayam dengan Pemprov DKI Ditunda, Berlanjut Pekan Depan

Terlepas dari hunian yang layak, Furqon meminta PT Jakarta Propertindo agar mencabut laporan terhadap dirinya di Polres Metro Jakarta Utara.

“Saya ingin bukan hanya dicabut, tetapi bagaimana caranya pihak oknum yang melaporkan saya ini bisa memulihkan predikat nama baik saya. Karena tau sendiri yang namanya ditahan kan otomatis (dicap) kriminal,” kata Furqon.

Furqon menegaskan, Polres Metro Jakarta Utara bukan membebaskan dirinya, melainkan menangguhkan penahanan.

“Ini kan masih penangguhan (penahanan), saya masih wajib lapor. Makanya tadi juga saya sampaikan kepada PT Jakarta Propertindo agar hal-hal yang tidak diinginkan itu tidak kembali, lumayan itu 53 hari (dipenjara),” tegas Furqon.

Baca juga: Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Untuk diketahui, warga eks Kampung Bayam digeruduk ratusan sekuriti utusan Jakpro di Kampung Susun Bayam pada Selasa (21/5/2024).

JakPro meminta agar warga segera mengosongi rusun di samping Jakarta International Stadium (JIS) karena dianggap menempati tanpa izin.

Warga merasa tidak terima karena Jakpro telah berjanji memberikan izin warga tinggal di rusun tersebut usai pembangunannya rampung.

Akhirnya, warga mengalami bentrok dengan ratusan sekuriti utusan JakPro tersebut.

Setelah bentrok, pihak JakPro dan warga KSB melakukan mediasi. Setelah melakukan mediasi yang alot, warga KSB sepakat untuk berpindah kembali ke Huntara sambil menunggu proses mediasi lanjutan yang akan dilaksanakan bersama Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com