Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun

Kompas.com - 03/06/2024, 21:44 WIB
Firda Janati,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Eks warga Kampung Bayam telah bersedia untuk direlokasi dari Kampung Susun Bayam (KSB) ke rumah susun yang telah disediakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Pemprov DKI Jakarta sebenarnya telah menyiapkan hunian untuk warga Kampung Bayam yang tergusur, yakni di Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara.

Namun, warga tidak bersedia tinggal di sana. Mereka tetap memilih tinggal sementara di hunian sementara (huntara) di Jalan Tongkol, Ancol, Jakarta Utara.

"Warga bersedia direlokasi ke rusun yang akan disiapkan Pemprov DKI Jakarta," ujar Komisioner Mediasi Komnas HAM Prabianto Mukti Wibowo saat dikonfirmasi, Senin (3/6/2024).

Prabianto menuturkan, kesepakatan tertuang dalam hasil mediasi antara eks warga Kampung Bayam dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang berlangsung hari ini.

Baca juga: Wacana Pemprov DKI soal Rusun Baru untuk Warga Kampung Susun Bayam...

Kedua belah pihak telah sepakat untuk berdamai. Kesepakatan ditandatangani bersama oleh warga dan Jakpro, sebagai bentuk tanggung jawab mereka.

"Kesepakatan perdamaian ditanda tangani oleh para pihak untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab," ujar Prabianto.

Hasil mediasi juga adanya kesepakatan pelatihan kerja yang akan diikuti oleh warga eks Kampung Bayam untuk membantu membuka kesempatan bekerja.

"Jakpro berkomitmen untuk membantu warga dengan memberikan pelatihan, kesempatan kerja bagi yang memenuhi persyaratan. Para pihak sepakat membangun komunikasi dan menjaga situasi kondusif di lapangan," imbuhnya.

Baca juga: Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Nantinya, pelatihan yang disediakan Jakpro untuk warga merupakan pelatihan keterampilan yang mendukung kegiatan Jakpro maupun JIS.

Untuk diketahui, polemik warga KSB memasuki babak baru setelah Jakpro meminta agar warga segera mengosongkan rusun di samping Jakarta International Stadium (JIS) karena dianggap menempati tanpa izin.

Warga merasa tidak terima karena Jakpro telah berjanji memberikan izin warga tinggal di rusun tersebut usai pembangunannya rampung.

Akhirnya, warga mengalami bentrok dengan ratusan sekuriti utusan Jakpro. Setelah bentrok, pihak Jakpro dan warga KSB melakukan mediasi.

Setelah melakukan mediasi yang alot, warga KSB sepakat untuk berpindah kembali ke hunian sementara (Huntara) sambil menunggu proses mediasi lanjutan yang akan dilaksanakan bersama Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Anggota Ormas yang Dianiaya di Jaksel Derita Tujuh Luka Tusukan

Polisi: Anggota Ormas yang Dianiaya di Jaksel Derita Tujuh Luka Tusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Penusukan yang Picu Bentrokan Dua Ormas di Pasar Minggu

Polisi Tangkap Pelaku Penusukan yang Picu Bentrokan Dua Ormas di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Masih Amankan Truk yang Ditabrak Porsche Cayman di Tol Dalam Kota

Polisi Masih Amankan Truk yang Ditabrak Porsche Cayman di Tol Dalam Kota

Megapolitan
Ikut Mengeroyok, Kakak Pelaku yang Tusuk Tetangga di Depok Juga Jadi Tersangka

Ikut Mengeroyok, Kakak Pelaku yang Tusuk Tetangga di Depok Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Harga Tiket Masuk Wuffy Space Raya Bintaro dan Fasilitasnya

Harga Tiket Masuk Wuffy Space Raya Bintaro dan Fasilitasnya

Megapolitan
Insiden Penganiayaan Jadi Penyebab Bentrokan Dua Ormas di Pasar Minggu, Kubu Korban Ingin Balas Dendam

Insiden Penganiayaan Jadi Penyebab Bentrokan Dua Ormas di Pasar Minggu, Kubu Korban Ingin Balas Dendam

Megapolitan
Begini Kondisi Mobil Porsche Cayman yang Tabrak Truk di Tol Dalam Kota, Atap dan Bagian Depan Ringsek

Begini Kondisi Mobil Porsche Cayman yang Tabrak Truk di Tol Dalam Kota, Atap dan Bagian Depan Ringsek

Megapolitan
Curhat Penggiat Teater soal Kurangnya Dukungan Pemerintah pada Seni Pertunjukan, Bandingkan dengan Singapura

Curhat Penggiat Teater soal Kurangnya Dukungan Pemerintah pada Seni Pertunjukan, Bandingkan dengan Singapura

Megapolitan
PKS Nilai Wajar Minta Posisi Cawagub jika Usung Anies pada Pilkada Jakarta 2024

PKS Nilai Wajar Minta Posisi Cawagub jika Usung Anies pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
PKB Minta Supian Suri Bangun Stadion jika Terpilih Jadi Wali Kota Depok

PKB Minta Supian Suri Bangun Stadion jika Terpilih Jadi Wali Kota Depok

Megapolitan
Lika-liku Suwito, Puluhan Tahun Berjuang di Jakarta buat Jadi Seniman Lukis

Lika-liku Suwito, Puluhan Tahun Berjuang di Jakarta buat Jadi Seniman Lukis

Megapolitan
Kembali Diperiksa, Korban Pelecehan Rektor Universitas Pancasila Ditanya Lagi soal Kronologi Kejadian

Kembali Diperiksa, Korban Pelecehan Rektor Universitas Pancasila Ditanya Lagi soal Kronologi Kejadian

Megapolitan
Polisi Tetapkan 12 Pelajar sebagai Tersangka Kasus Tawuran Maut di Bogor

Polisi Tetapkan 12 Pelajar sebagai Tersangka Kasus Tawuran Maut di Bogor

Megapolitan
Heru Budi Kerahkan Anak Buah Buat Koordinasi dengan Fotografer Soal Penjambret di CFD

Heru Budi Kerahkan Anak Buah Buat Koordinasi dengan Fotografer Soal Penjambret di CFD

Megapolitan
Amarah Warga di Depok, Tusuk Tetangga Sendiri gara-gara Anjingnya Dilempari Batu

Amarah Warga di Depok, Tusuk Tetangga Sendiri gara-gara Anjingnya Dilempari Batu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com