JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus sekuriti Mal Plaza Indonesia yang kedapatan memukul anjing K-9 jenis Belgian Malinoius bernama Fay berbuntut panjang.
Sang sekuriti yang bernama Nasarius itu kini telah kehilangan pekerjaannya usai video yang merekam aksinya viral di media sosial pada pekan lalu.
Awalnya banyak pihak yang mengecam tindakan Nasarius. Namun, setelah diketahui alasan di balik pemukulan itu, kini banyak orang yang bersimpati kepada Nasarius.
Baca juga: Tindakan Sekuriti Plaza Indonesia Pukul Anjing Dinilai Sudah Sesuai Prosedur
Diketahui bahwa Nasarius memukul Fay gara-gara anjing tersebut menerkam seekor anak kucing. Kemudian, Nasarius kembali memukul Fay dengan maksud agar sang anjing tak lagi menerkam anak kucing.
Meski terlihat sangat kasar, tindakan yang dilakukan oleh Nasarius kepada Fay dinilai tak salah di mata pawang atau handler anjing K9 dari organisasi nirlaba Tango K9 bernama Pellim (54).
"Di mata saya enggak salah dia," kata Pellim saat diwawancarai Kompas.com, Senin (10/6/2024).
Pellim menjelaskan, anjing K9 merupakan anjing pekerja sehingga tidak masalah ketika diberi "koreksi" dengan cara dipukul oleh handler-nya.
Namun, para handler yang memberikan koreksi berupa pukulan kepada anjing juga harus sesuai prosedur yang ada.
Meski memberi pukulan, para handler tidak boleh membuat anjing K9 mengalami cedera dan traumatis.
Baca juga: Handler: Anjing K9 Tidak Bisa Disamakan dengan Peliharaan di Rumah
Pellim mengatakan, tindakan Nasarius memukul Fay karena menggigit anak kucing dinilai sudah sesuai prosedur, terlebih dokter menyatakan bahwa Fay tak mengalami cedera apa pun usai dipukul.
"Sudah sesuai, pihak Plaza Indonesia juga sudah mendatangkan dokter hewan untuk dicek anjingnya. Anjing tersebut dinyatakan aman dan tidak ada cidera apa pun," ucap Pellim.
Menurut Pellim, kondisi Fay yang baik-baik saja usai dipukul menjadi bukti bahwa Nasarius tidak sembarangan dalam melakukan pemukulan.
"Itu kan artinya si handler tidak mengawur, dia tetap berjalan sesuai SOP (standard operating procedure)-nya," ucap Pellim.
Pellim mengungkapkan, penanganan anjing K9 alias anjing yang biasa digunakan untuk tindakan pengamanan tidak bisa disamakan dengan anjing peliharaan di rumah.
Para handler anjing K9 memiliki SOP tersendiri untuk mengoreksi tindakan anjing yang salah agar anjing tersebut tidak mengulangi tindakannya.
Dalam kasus pemukulan anjing Fay yang dilakukan Nasarius, menurut Pellim, sang sekuriti melakukan koreksi tindakan tegas terhadap anjing yang melakukan kesalahan.
Baca juga: Kasus Sekuriti Plaza Indonesia Pukul Anjing, Handler Anjing K9: Dia Enggak Salah
"Biasanya, kalau (anjing K9) tidak bisa dikendalikan maka saya melakukan koreksi dengan pukul daerah mulutnya, saya tabok. Setelah saya tabok, apabila anjing sudah bisa dikendalikan maka koreksi tidak perlu dilanjutkan lagi," ucap Pellim.
Namun, Pellim melanjutkan, karakter setiap anjing berbeda-beda. Menurut dia, ada anjing yang langsung paham dia melakukan kesalahan ketika dikoreksi oleh handler-nya sebanyak satu kali.
Tetapi, ada juga anjing yang harus dikoreksi lebih dari satu kali untuk membuat dia sadar akan kesalahannya.
Pellim menyebut, umumnya anjing akan sadar dia melakukan kesalahan jika handler sudah melakukan koreksi sebanyak tiga kali.
Pellim menyebut, ada hal-hal tertentu yang membuat anjing K9 terus emosi meski sudah diberi koreksi oleh handler, misalnya ketika bertemu dengan kucing.
Hal inilah yang diduga terjadi pada Fay. Karena emosi Fay dinilai belum terkendali, Nasarius akhirnya melakukan koreksi lebih dari sekali.
"Masih belum terkendali dengan baik (emosi anjingnya), karena saya lihat beritanya sekuriti itu melakukan koreksi dua kali," tutur Pellim.
Meski begitu, Pellim menekankan bahwa seorang handler tidak boleh membuat anjing trauma ketika memberikan tindakan koreksi.
Baca juga: Sekuriti Plaza Indonesia Pukul Fay Anjing K9, Handler: Guard Dog Bukan Tipe Cengeng
"Anjing tidak boleh traumatis, kita harus segera berdamai dengan anjing usai melakukan koreksi. Damainya dengan cara dielus biar enggak trauma, sambil diucapkan good girl, good boy," kata Pellim.
Pellim menyebutkan bahwa Fay merupakan guard dog atau anjing penjaga sehingga bukan jenis anjing yang cengeng.
"Pada prinsipnya, guard dog adalah anjing penjaga. Dia bukan tipe anjing yang cengeng. Tapi, kalau kita buat jadi cengeng, ya, jadi cengeng," kata Pellim.
Pellim menjelaskan, seorang handler melakukan koreksi ketika anjing berbuat salah untuk membangun karakternya menjadi lebih kuat.
Selain itu, mengoreksi anjing dengan cara memukul juga upaya handler agar anjing bisa lebih mengendalikan emosinya.
Namun, untuk melakukan koreksi dengan cara dipukul, tentu saja seorang handler harus menyesuaikan pukulannya dengan kekuatan fisik anjing K9.
"Dalam koreksi kita membangun yang namanya fighthing spirit. Pada dasarnya, fisik guard dog memang kuat, tapi kita memukul, kita mengoreksi, ya, tentunya harus ditakar ukurannya," ucap Pellim.
Lebih lanjut, Pellim mengatakan bahwa bukan hanya anjing yang perlu dibangun karakternya lewat pelatihan atau koreksi, hewan lain pun membutuhkan hal yang sama.
"Dari hasil pelatihan membentuk suatu karakter yang kuat dan mental yang kuat," ucap Pellim.
(Penulis: Shinta Dwi Ayu | Editor: Fitria Chusna Farisa, Irfan Maullana, Jessi Carina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.