JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri komunitas seni Lentera Kata, Idham Aulia Shaffansyah (28), mengatakan, cukup banyak yang belum mengetahui bahwa ada bantuan pemerintah untuk pekerja seni.
Komunitasnya sudah beberapa kali mendapatkan bantuan pendanaan dari pemerintah untuk proyek kesenian mereka.
Hanya saja, informasi terkait bantuan pendanaan dan program-program untuk mendukung komunitas seni yang baru dan masih bertumbuh, sulit didapatkan.
“Sebenarnya program-program pemerintah untuk support komunitas itu banyak. Cuma jenisnya beda. Misal, bantuan pemerintah untuk komunitas sastra, ada bantuan untuk literasi. Itu yang agak tricky untuk dapat informasinya,” ujar Idham saat ditemui di Bengkel Lentera Kata, Fatmawati, Jakarta Selatan, Rabu (12/6/2024).
Baca juga: Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...
Hal ini dirasakan sendiri oleh Idham. Ia baru mengetahui salah satu program bantuan pemerintah, dalam hal ini Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, setelah komplain mengenai masalah yang ia temukan.
Saat itu, Lentera Kata sedang dalam proses persiapan pementasan teater berjudul "Obrog Owok-owok, Ebreg Ewek-ewek". Pementasan yang telah mulai dipersiapkan sejak 2022 ini sempat mengalami kendala di awal 2024.
Uang sewa Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), yang dulunya Rp 3 juta per hari, naik menjadi Rp 10-12 juta per hari. Total tagihan yang awalnya Rp 9 juta, melonjak menjadi Rp 34 juta.
Setelah menyampaikan keluh kesahnya di media sosial, Idham dipanggil oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
“Terus kami berkeluh kesah. Terus dia kasih tahu program di Dinas Kebudayaan,” kata Idham.
Dalam pertemuan itu, pihak pengelola menjelaskan, kenaikan harga sewa dilakukan untuk memperbaiki sejumlah fasilitas di TIM. Mulai dari gedung, hingga fasilitas di dalamnya, yakni audio, lampu, dan sebagainya.
Baca juga: Heru Budi: Galeri Bentara Budaya Kenalkan Lebih Banyak Karya Seniman Ternama
Pada kesempatan itu, Idham juga diberitahu soal program stimulus yang dijalankan oleh Dinas Kebudayaan. Melalui program ini, komunitas seni dapat menyerahkan proposal kepada pemerintah dan pihak pengelola dapat menentukan besaran bantuan yang akan diberikan.
Namun, tidak berarti besaran bantuan yang diberikan akan sesuai dengan proposal yang dilampirkan. Misalnya, pada proposal tertulis biaya untuk sewa gedung, pembuatan properti, dan jasa jahit kostum.
Dinas bisa saja hanya menyetujui untuk memberikan stimulus untuk pembuatan properti. Namun, dua pos biaya lainnya harus ditanggung oleh komunitas yang menyerahkan proposal.
“Ini yang perlu diketahui sebetulnya sama komunitas komunitas kecil seperti Lentera Kata bahwa sebetulnya ada anggaran-anggaran yang dialokasikan dari pemerintah ke Dinas Kebudayaan,” lanjut dia.
Selain stimulus, masih terdapat sejumlah program bantuan yang disediakan oleh pemerintah. Salah satunya, program bantuan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.