BOGOR, KOMPAS.com - Pengenalan dunia seni biasanya dimulai sejak seorang anak duduk dibangku sekolah. Di mana setiap sekolah biasanya menyediakan kelas untuk siswa belajar Seni, Budaya dan Keterampilan (SBK).
Pelajaran seni di sekolah dasar (SD) rupanya mulai memantik rasa penasaran Chandra, warga Kampung Cincau, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, untuk mengeksplor lebih jauh lagi dunia seni.
Chandra mencoba mengingat kembali kenangan manisnya saat itu, di mana seorang guru kesenian yang dikenal galak namun baik hati mengajarkan berbagai jenis seni kepadanya.
Dari berbagai jenis seni yang diajarkan, seni lukis paling menarik perhatian Chandra karena. Lewat melukis, Chandra bisa mengekspresikan diri dan jiwanya.
Baca juga: Kesal Tak Pernah Ditemui Pj Bupati, Seorang Seniman di Banyumas Protes di Depan Kantor Bupati
Sejak saat itu, Chandra mulai serius menekuni seni lukis.
Pria berusia 30 tahun itu rupanya belajar dari berbagai buku pelajaran seni yang ada, hingga tak tersisa satu halaman pun yang terlewat.
Meskipun karya awalnya hanya berupa coretan-coretan sederhana, seperti pemandangan gunung sebagai gambaran khas anak sekolah, Chandra tidak berhenti di situ.
Dia juga mulai mempelajari mural art, tattoo art, dan sculpture art dari teman-temannya.
“Saat SD saya tertarik seni lukis, saya terus belajar melukis walaupun lukisan saya cenderung masih corat-coret biasa kayak anak kecil pada zamannya yang buat pemandangan gunung, ada padinya, ada burungnya, gambar legend kan itu,” ucap Chandra saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (16/6/2024).
Baca juga: Cerita Muklay Terjun di Street Art, tapi...
Selama berkarier sebagai street artist, hasil lukisan Chandra bisa ditemui di jalan atau beberapa tempat makan di Kota Bogor.
Ya, Chandra sering diminta untuk melukis di atas tembok, pintu, atau lainnya agar suasana ruangan tampak lebih hidup.
Bahkan, ia juga pernah diminta untuk melukis di sepatu, jaket, topi dan barang lainnya.
Hampir seluruh permintaan gambar dari klien disanggupinya, ibaratnya Chandra adalah seorang ‘Palugada’ alias apa yang lu mau gue ada.
Yang terpenting, salah satu kebahagiaan terbesar baginya adalah ketika karyanya dapat dinikmati dan dihargai oleh banyak orang.
“Sebenarnya saya masih begini belum bisa menjadi seniman yang bisa dibanggakan. Tapi ada rasa senang yang saya rasakan kalau karya saya bisa dilihat oleh orang banyak dan saya sangat semakin suka apabila karya saya dihargai,”ujarnya.