Namun, sayangnya, tidak semua pengalaman manis dirasakan Chandra.
Baca juga: Jean-Michel Basquiat, Seniman Jalanan yang Mendunia
Banyak kali, Chandra harus menghadapi kenyataan pahit, namun yang dapat ia bagikan adalah ketika karyanya tidak dibayar atau tidak diambil oleh si pemesan.
“Kadang ada orang yang gak tanggung jawab dia pesan nih ‘Oncom (sapaan akrabnya) buatin lukisan gambar buat gue, dibayarnya kalau udah jadi’ tapi kenyataanya tidak diambil atau tidak dibayar,” ucap Chandra.
Hasilnya, karya yang tidak diakui si pemesan menumpuk di rumah, dan tak jarang ia harus membuang atau membakarnya untuk menghindari limbah.
Ada perasaan sedih, kesal yang berkecamuk di dada Chandra saat karya yang dibuatnya sepenuh hati harus dibuang olehnya sendiri.
“Banyak karya yang numpuk di rumah, akhirnya saya buang atau saya bakar. Masih banyak lah cerita duka tidak mengenakan yang tidak bisa saya ceritakan kepada siapapun, itu bakal dijadikan pelajaran biar gak kejadian lagi,” ungkapnya.
Baca juga: Karya Para Seniman Jalanan di On & Off Pressure, Apa Saja Pesannya?
Belum lagi ia juga harus menghadapi klien yang cerewet dan meminta lukisannya diubah karena merasa tidak sesuai dengan keinginannya.
“Sudah banyak itu yang minta revisi, kadang udah jadi hasilnya minta diubah lagi. Selain buang-buang waktu itu jugakan sayang kanvas atau cat yang dipakai,” keluh Chandra
Selain menghadapi masalah dengan pelanggan yang tidak bertanggung jawab, Chandra juga kerap berjuang melawan rasa malas yang muncul akibat kurangnya bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk berkarya.
Belum lagi, pemasaran karya yang menjadi tantangan tersendiri.
Baca juga: Unik, Mahasiswa Buat Mural hingga Pakaian untuk Selamatkan Terumbu Karang
Chandra mengaku seringkali sulit untuk mendapatkan pembeli yang tertarik dengan karya seni jalanan miliknya.
Padahal, menurut Chandra, ia tidak terlalu mematok harga. Malah ia merasa jasa lukisnya dihargai dengan harga yang cukup murah.
Harga yang dikeluarkan bisa disesuaikan dari mudah atau sulitnya gambar yang diinginkan klien.
“Saya rasakan sulit untuk memasarkan karya di Indonesia atau lewat media sosial dan lain-lainnya. Terkadang ada beberapa yang menginginkan jasa saya, itupun tidak setiap hari. Buat gambar biasanya dari harga Rp 150.000,” ucap Chandra.
Untuk mengisi kekosongan waktu dan memenuhi kebutuhannya sehari-hari, Chandra sering bekerja serabutan, mengingat ia tidak memiliki pekerjaan tetap.
Baca juga: Mural: Tugas dan Kiat Sukses Menjadi Mural Artist