Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Kompas.com - 16/06/2024, 10:52 WIB
Ruby Rachmadina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Namun, sayangnya, tidak semua pengalaman manis dirasakan Chandra.

Baca juga: Jean-Michel Basquiat, Seniman Jalanan yang Mendunia

Banyak kali, Chandra harus menghadapi kenyataan pahit, namun yang dapat ia bagikan adalah ketika karyanya tidak dibayar atau tidak diambil oleh si pemesan.

“Kadang ada orang yang gak tanggung jawab dia pesan nih ‘Oncom (sapaan akrabnya) buatin lukisan gambar buat gue, dibayarnya kalau udah jadi’ tapi kenyataanya tidak diambil atau tidak dibayar,” ucap Chandra.

Hasilnya, karya yang tidak diakui si pemesan menumpuk di rumah, dan tak jarang ia harus membuang atau membakarnya untuk menghindari limbah.

Ada perasaan sedih, kesal yang berkecamuk di dada Chandra saat karya yang dibuatnya sepenuh hati harus dibuang olehnya sendiri.

“Banyak karya yang numpuk di rumah, akhirnya saya buang atau saya bakar. Masih banyak lah cerita duka tidak mengenakan yang tidak bisa saya ceritakan kepada siapapun, itu bakal dijadikan pelajaran biar gak kejadian lagi,” ungkapnya.

Baca juga: Karya Para Seniman Jalanan di On & Off Pressure, Apa Saja Pesannya?

Belum lagi ia juga harus menghadapi klien yang cerewet dan meminta lukisannya diubah karena merasa tidak sesuai dengan keinginannya.

“Sudah banyak itu yang minta revisi, kadang udah jadi hasilnya minta diubah lagi. Selain buang-buang waktu itu jugakan sayang kanvas atau cat yang dipakai,” keluh Chandra

Selain menghadapi masalah dengan pelanggan yang tidak bertanggung jawab, Chandra juga kerap berjuang melawan rasa malas yang muncul akibat kurangnya bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk berkarya.

Belum lagi, pemasaran karya yang menjadi tantangan tersendiri.

Baca juga: Unik, Mahasiswa Buat Mural hingga Pakaian untuk Selamatkan Terumbu Karang

Chandra mengaku seringkali sulit untuk mendapatkan pembeli yang tertarik dengan karya seni jalanan miliknya.

Padahal, menurut Chandra, ia tidak terlalu mematok harga. Malah ia merasa jasa lukisnya dihargai dengan harga yang cukup murah.

Harga yang dikeluarkan bisa disesuaikan dari mudah atau sulitnya gambar yang diinginkan klien.

“Saya rasakan sulit untuk memasarkan karya di Indonesia atau lewat media sosial dan lain-lainnya. Terkadang ada beberapa yang menginginkan jasa saya, itupun tidak setiap hari. Buat gambar biasanya dari harga Rp 150.000,” ucap Chandra.

Untuk mengisi kekosongan waktu dan memenuhi kebutuhannya sehari-hari, Chandra sering bekerja serabutan, mengingat ia tidak memiliki pekerjaan tetap.

Baca juga: Mural: Tugas dan Kiat Sukses Menjadi Mural Artist

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bocah Tewas Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Heru Budi Minta Warga Saling Jaga Anak-anak

Bocah Tewas Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Heru Budi Minta Warga Saling Jaga Anak-anak

Megapolitan
Bawaslu Tingkat Kota DKI Tak Punya Ruang Gakkumdu, Dikhawatirkan Berdampak pada Pelaksanaan Pilkada 2024

Bawaslu Tingkat Kota DKI Tak Punya Ruang Gakkumdu, Dikhawatirkan Berdampak pada Pelaksanaan Pilkada 2024

Megapolitan
Cegah Kehilangan Motor, Pengelola Parkir RTH Kalijodo Akan Pasang CCTV

Cegah Kehilangan Motor, Pengelola Parkir RTH Kalijodo Akan Pasang CCTV

Megapolitan
Kasus Kematian Akseyna UI, Polisi: Jika Dibunuh, Ada 'Gap' 6 Hari Untuk Pelaku Hilangkan Jejak

Kasus Kematian Akseyna UI, Polisi: Jika Dibunuh, Ada "Gap" 6 Hari Untuk Pelaku Hilangkan Jejak

Megapolitan
PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada DKI, DPD Golkar: Kami Masih dengan KIM

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada DKI, DPD Golkar: Kami Masih dengan KIM

Megapolitan
Jelang Pilkada Jakarta, Bawaslu DKI Belum Punya Ruang Gakkumdu di Tingkat Kota

Jelang Pilkada Jakarta, Bawaslu DKI Belum Punya Ruang Gakkumdu di Tingkat Kota

Megapolitan
Ikut Heru Budi Blusukan di Jakarta, Gibran: Main Aja...

Ikut Heru Budi Blusukan di Jakarta, Gibran: Main Aja...

Megapolitan
Heru Budi dan Gibran Pantau Proyek Penanggulangan Banjir di Kalideres dan Kamal Muara

Heru Budi dan Gibran Pantau Proyek Penanggulangan Banjir di Kalideres dan Kamal Muara

Megapolitan
Gibran dan Heru Budi Bagi-bagi Susu dan Buku Saat Temui Warga di Pasar Ikan Kamal Muara

Gibran dan Heru Budi Bagi-bagi Susu dan Buku Saat Temui Warga di Pasar Ikan Kamal Muara

Megapolitan
Cara Polri Berantas Judi Online : Razia Ponsel Anggota, Pemberian Sanksi hingga Rencana Melibatkan Selebgram

Cara Polri Berantas Judi Online : Razia Ponsel Anggota, Pemberian Sanksi hingga Rencana Melibatkan Selebgram

Megapolitan
Muncul Dugaan Pungli, Palang Parkir Otomatis RTH Kalijodo yang Rusak Akan Diperbaiki

Muncul Dugaan Pungli, Palang Parkir Otomatis RTH Kalijodo yang Rusak Akan Diperbaiki

Megapolitan
Ketua Panitia Lentera Festival Tangerang Pakai Uang Tiket untuk Kepentingan Pribadi

Ketua Panitia Lentera Festival Tangerang Pakai Uang Tiket untuk Kepentingan Pribadi

Megapolitan
Upaya Pencegahan Judi Online di Tubuh Polri, Razia Ponsel Anggota dan Beri Sanksi Pemecatan bagi yang Terlibat

Upaya Pencegahan Judi Online di Tubuh Polri, Razia Ponsel Anggota dan Beri Sanksi Pemecatan bagi yang Terlibat

Megapolitan
Bikin Karcis Parkir RTH Kalijodo hingga Disangka Pungli, Ormas Bilang 'Gate' Otomatis Rusak

Bikin Karcis Parkir RTH Kalijodo hingga Disangka Pungli, Ormas Bilang "Gate" Otomatis Rusak

Megapolitan
Warga Sebut Lampu Tugu Selamat Datang Depok Sering Mati karena Kemasukan Hujan

Warga Sebut Lampu Tugu Selamat Datang Depok Sering Mati karena Kemasukan Hujan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com