Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siasat Preman yang Getok Tarif Parkir ke Bus Wisata: Buntuti dan Adang Bus, lalu Larang Parkir di Stasiun Gambir

Kompas.com - 27/06/2024, 18:30 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu petugas parkir di Stasiun Gambir, Yudo (bukan nama sebenarnya), mengungkapkan siasat yang dilakukan sejumlah preman yang kerap menggetok tarif parkir liar ke bus-bus wisata yang parkir di sekitaran Masjid Istiqlal, Monas, dan Lapangan Banten.

Yudo mengatakan, ketika ada bus wisata, terlebih yang kedapatan menurunkan penumpang, bus itu akan dibuntuti oleh para preman.

Kemudian, para preman akan melobi tour leader maupun sopir bus wisata untuk parkir di tempat yang telah mereka tentukan.

Baca juga: Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

“(Ketika) saya lagi jaga di sini, itu sering (bus dibuntuti dan dilobi preman untuk parkir di tempatnya). Saya (lihat) langsung juga beberapa kali, 3-4 kali,” ucap Yudo saat diwawancarai di Stasiun Gambir, Rabu (26/6/2024).

“Dia (para preman) ngelobi pertama itu, ‘Sudah ke tempat saya dulu, sudah aman, murah, bus terjaga dari Dishub (Dinas Perhubungan), dari polisi, dari derek',” sambungnya.

Adang bus di Stasiun Gambir

Selain membuntuti, para preman biasanya juga mengadang bus-bus wisata yang ingin masuk dan parkir di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, tepatnya di depan gerbang masuk ke parkiran mobil Stasiun Gambir.

Kemudian, para preman itu merayu tour leader atau sopir bus untuk parkir di tempat mereka.

Padahal, Stasiun Gambir menyediakan tempat parkir untuk bus meski lahannya terbatas.

Baca juga: Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

“Jadi, dia mengadang di sini nih (depan pintu masuk sebelah Monas). Padahal, kita ada sekuriti di sini, tapi dia tetap mengadang, arahin ke sana (lokasi parkir lain), enggak boleh (parkir) di sini (Stasiun Gambir),” jelasnya.

Melihat kejadian pengadangan ini, petugas maupun sekuriti di Stasiun Gambir tidak bisa berbuat banyak.

Pasalnya, mereka punya tugas masing-masing dan terkadang tidak berada di lokasi saat peristiwa pengadangan bus terjadi.

Sudah berlangsung lama

Yudo menyampaikan, tindakan yang dilakukan para preman sudah berlangsung sejak lama dan masih terjadi.

Menurut dia, preman-preman ini punya wilayah kerja mereka masing-masing, yaitu di area Masjid Istiqlal, Lapangan Banteng, Tugu Tani, dan area Ikatan Restoran dan Taman Indonesia (IRTI) Monas. Namun, mereka tidak mangkal atau terlihat di wilayahnya.

Baca juga: Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

“Itu enggak sering lagi. Pokoknya kalau preman-preman sini sudah tahu lah lokasi bus. (Misal) nih dari daerah, sudah tuh (bus) diikuti dulu tuh. Entar, diarahkan mereka (bus) ke tempat dia (preman) biar parkir di sana,” kata Yudo.

Sebelumnya diberitakan, dua bus pariwisata asal Bandung dikenai tarif parkir liar tak wajar di depan Masjid Istiqlal dan dekat Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2024).

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Megapolitan
Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Megapolitan
Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com