JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu petugas parkir di Stasiun Gambir, Yudo (bukan nama sebenarnya), mengungkapkan siasat yang dilakukan sejumlah preman yang kerap menggetok tarif parkir liar ke bus-bus wisata yang parkir di sekitaran Masjid Istiqlal, Monas, dan Lapangan Banten.
Yudo mengatakan, ketika ada bus wisata, terlebih yang kedapatan menurunkan penumpang, bus itu akan dibuntuti oleh para preman.
Kemudian, para preman akan melobi tour leader maupun sopir bus wisata untuk parkir di tempat yang telah mereka tentukan.
Baca juga: Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir
“(Ketika) saya lagi jaga di sini, itu sering (bus dibuntuti dan dilobi preman untuk parkir di tempatnya). Saya (lihat) langsung juga beberapa kali, 3-4 kali,” ucap Yudo saat diwawancarai di Stasiun Gambir, Rabu (26/6/2024).
“Dia (para preman) ngelobi pertama itu, ‘Sudah ke tempat saya dulu, sudah aman, murah, bus terjaga dari Dishub (Dinas Perhubungan), dari polisi, dari derek',” sambungnya.
Selain membuntuti, para preman biasanya juga mengadang bus-bus wisata yang ingin masuk dan parkir di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, tepatnya di depan gerbang masuk ke parkiran mobil Stasiun Gambir.
Kemudian, para preman itu merayu tour leader atau sopir bus untuk parkir di tempat mereka.
Padahal, Stasiun Gambir menyediakan tempat parkir untuk bus meski lahannya terbatas.
Baca juga: Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas
“Jadi, dia mengadang di sini nih (depan pintu masuk sebelah Monas). Padahal, kita ada sekuriti di sini, tapi dia tetap mengadang, arahin ke sana (lokasi parkir lain), enggak boleh (parkir) di sini (Stasiun Gambir),” jelasnya.
Melihat kejadian pengadangan ini, petugas maupun sekuriti di Stasiun Gambir tidak bisa berbuat banyak.
Pasalnya, mereka punya tugas masing-masing dan terkadang tidak berada di lokasi saat peristiwa pengadangan bus terjadi.
Yudo menyampaikan, tindakan yang dilakukan para preman sudah berlangsung sejak lama dan masih terjadi.
Menurut dia, preman-preman ini punya wilayah kerja mereka masing-masing, yaitu di area Masjid Istiqlal, Lapangan Banteng, Tugu Tani, dan area Ikatan Restoran dan Taman Indonesia (IRTI) Monas. Namun, mereka tidak mangkal atau terlihat di wilayahnya.
Baca juga: Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman
“Itu enggak sering lagi. Pokoknya kalau preman-preman sini sudah tahu lah lokasi bus. (Misal) nih dari daerah, sudah tuh (bus) diikuti dulu tuh. Entar, diarahkan mereka (bus) ke tempat dia (preman) biar parkir di sana,” kata Yudo.
Sebelumnya diberitakan, dua bus pariwisata asal Bandung dikenai tarif parkir liar tak wajar di depan Masjid Istiqlal dan dekat Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2024).
Alif, tour leader dua bus wisata tersebut bercerita, mulanya, bus hendak parkir di Stasiun Gambir. Pihak travel telah mendapat izin dari pengelola stasiun untuk memarkirkan kendaraan.
Namun, saat hendak masuk ke area Stasiun Gambir, bus diadang oleh dua orang tak dikenal.
"Dari pihak stasiun Gambir bilang silakan masuk saja, parkir sudah kosong. Tapi, di gerbang kita diadang oleh preman, yang pada akhirnya karena situasi enggak kondusif, akhirnya kita ikutin kata preman itu, yang di Monas, Gambir," ujar Alif saat dihubungi melalui WhatsApp, Selasa (25/6/2024).
Dua orang yang diduga preman itu melarang bus parkir di Stasiun Gambir. Bus diarahkan parkir di kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.
Masing-masing bus pun dimintai tarif parkir Rp 150.000 untuk dibayarkan ke dua orang tak dikenal tersebut.
Baca juga: Kronologi Dua Bus Digetok Tarif Parkir Liar Rp 300.000 di Masjid Istiqlal
Tak ingin terjadi keributan, Alif dan rombongannya menurut. Setelah menurunkan rombongan wisatawan di Monas, bus parkir di Kwitang.
Selanjutnya, bus kembali mengangkut rombongan wisatawan menuju Masjid Istiqlal. Namun, di depan masjid, bus lagi-lagi didatangi oleh sejumlah orang yang diduga preman.
Para preman ini meminta uang Rp 300.000 untuk tarif parkir dua bus. Padahal, bus hanya berniat menurunkan penumpang, bukan parkir.
(Penulis: Shela Octavia | Editor: Akhdi Martin Pratama, Fitria Chusna Farisa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.