JAKARTA, KOMPAS.com - Selain menjadi tamu kenegaraan, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada awal September 2024 juga memiliki berbagai alasan.
Menurut Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignasius Suharyo, salah satu alasannya karena Paus ingin melihat gambaran kerukunan beragama di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam.
"Yang pertama, Indonesia itu terkenal sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah Muslim, tetapi bukan negara agama, itu pasti. Demokrasi di sini berkembang dengan segala macam tantangannya tentu saja ya, akhir-akhir ini," kata Suharyo saat wawancara dengan Kompas.com di Jakarta, Selasa (18/6/2024).
Baca juga: Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru
"Dan kehidupan umat, kerukunan antar umat beragama itu dikenal di Vatikan. Khususnya, dalam hal ini adalah Islam yang dihayati, dianut di Indonesia, itu tidak sama dengan Islam yang di Timur Tengah. Memang pengaruhnya ada, tapi pengaruh itu kecil," sambung dia.
Suharyo pun bercerita, saat ia sedang bersama dengan teman-teman di Eropa, mereka selalu penasaran dan ingin mengenal lebih baik bagaimana Islam Indonesia.
Tak heran, bila ada pertemuan-pertemuan internasional di Vatikan, tokoh-tokoh Islam dari Indonesia pasti akan mendapatkan kesempatan untuk datang ke sana.
"Pasti diundang dan berbicara di sana. Jadi penghargaan terhadap bangsa Indonesia, khsususnya harmoni kerukunan hidup antar umat beragama itu," terangnya.
Baca juga: Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah
Di samping itu, hubungan diplomatik Indonesia dengan Takhta Suci yang sudah terjalin cukup lama menjadi alasan Paus hendak menyambangi Tanah Air.
"Hubungan antara Indonesia dan Vatikan itu sudah sejak perjuangan kemerdekaan Indonesia. Saya kira ceritanya jelas ya. Tahun 1947 itu sudah ada perwakilan Vatikan di Indonesia," kata Suharyo.
"Dan Vatikan itu salah satu negara yang paling awal mengakui kemerdekaan Indonesia," ujar dia.
Alasan selanjutnya, kata Suharyo, berkaitan dengan gereja Katolik di Indonesia yang sering mengirimkan misionaris ke berbagai penjuru dunia.
Entah itu imam, bruder, suster, dan banyak pimpinan tarekat internasional.
Baca juga: Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya
"Jadi, saya juga dapat laporan-laporan dari Kedutaan Besar Vatikan untuk Indonesia kepada Paus, ya. Seperti apa gereja Katolik di Indonesia ini, berkembang dengan baik," ucapnya.
"Apalagi kalau saya menemani teman-teman dari Eropa melihat gereja-gereja di sini, khususnya pada waktu ibadah ya, mereka enggak habis pikir kok," imbuh dia.
Diberitakan sebelumnya, Paus Fransiskus akan memulai perjalanan apostoliknya ke kawasan Asia Pasifik pada 3 September 2024.
Indonesia akan menjadi negara pertama yang dikunjungi Paus Fransiskus, yakni pada 3-6 September 2024.
Baca juga: Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan
Selanjutnya, Paus akan mengunjungi Papua Nugini (Port Moresby dan Vanimo) pada 6-9 September 2024. Lalu ke Timor Leste (Dili) pada 9-11 September 2024 dan Singapura pada 11-13 September 2024.
Perjalanan tersebut menjadi perjalanan apostolik ke luar negeri ke-43 bagi Paus yang berusia 87 tahun tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.