"Kita memang mau menciptakan gerakan bersih tanpa melakukan aksi bersih-bersih. Kita ingin suatu revolusi mindset (pola pikir) warga Jakarta untuk menyadarkan pentingnya menjaga kebersihan, yaitu dengan menyebarkan informasi yang sebanyak-banyaknya dengan memakai media sebanyak-banyaknya," tutur Koordinator Komunitas Kinclong, Amaranila Lalita Drijono, di Jakarta, Kamis (20/6/2013) di Jakarta.
Amaranilla menjelaskan, ide menggelar kampanye "Bersih Nyok!" berawal dari rasa prihatin akan rendahnya kesadaran masyarakat Jakarta akan perlunya kebersihan. Padahal, sebagai ibu kota negara dan pusat perekonomian, Jakarta seharusnya menjadi barometer dalam berbagai hal, termasuk kebersihan.
"Untuk itu, kita coba lakukan kampanye yang kreatif. Tujuannya mengajak warga Jakarta mengubah perilaku hidup bersih untuk diri sendiri, rumah, dan kota tercinta kita, Jakarta tentunya," ujar Amaranilla.
Salah satu kegiatan yang akan dilakukan Komunitas Kinclong dalam kampanyenya adalah melalui seni mural pada Minggu (23/6/2013) pagi. Komunitas Kinclong menggandeng berbagai komunitas untuk bersama-sama mendeklarasikan kampanye gerakan "Bersih Nyok!".
"Pokoknya nanti kita mau buat surprise setelah start Jakarta 10K di Monas. Akan ada 225 orang terlibat dan ini sudah didukung langsung oleh (Gubernur DKI Jakarta) Pak Joko Widodo," ungkapnya.
Salah satu artis yang ikut dalam Komunitas Kinclong, Ersa Mayori, menilai mengubah pola pikir masyarakat bukan sesuatu yang hasilnya bisa dilihat dalam waktu dekat. Meski begitu, ia mengaku gembira dan antusias terlibat dalam gerakan "Bersih Nyok!".
"Gerakan yang konsen pada usaha merubah mindset pasti akan jangka panjang. Gimana mau mengubah perilaku warga. Sekarang banyak mobil mewah, buka kaca, eh buang botol minuman," ujarnya.
Komunitas Kinclong terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang profesi berbeda-beda, antara lain dokter, akademisi, pengusaha, dan selebriti. Komunitas ini muncul dari kesadaran tentang perlunya meningkatkan kebersihan di Jakarta setelah banjir besar melanda Jakarta pada Januari 2013.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.