Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/06/2013, 07:03 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), tarif angkutan umum di Jakarta segera ikut naik. Pelajar pun akan terkena imbas kenaikan tarif angkutan ini. Perlukah ada subsidi khusus pelajar?

"Nah, itu yang masih kami mau hitung lagi dari Bank DKI," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (26/6/2013) malam. Apa yang dihitung?

Basuki mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Bank DKI tengah menghitung ulang apakah subsidi bisa "diselipkan" dalam program Kartu Jakarta Pintar (KJP). Sedang dihitung-hitung, misalnya, apakah bisa pelajar cukup menggunakan KJP untuk menumpang transjakarta.

Jika memang memungkinkan, lanjut Basuki, maka pelajar cukup menjadikan KJP sebagai semacam tiket untuk bisa masuk dan menumpang transjakarta. Tentu saja saldo KJP akan terkurangi ongkos bus tersebut.

Pemikiran itu, kata Basuki, tetap butuh perencanaan dan pengawasan ketat bila memang akan dilakukan. Salah satunya untuk memastikan bahwa bila ada subsidi transportasi pelajar melalui KJP, maka kartu itu benar-benar hanya dipakai para pelajar.

"Jadi masalah, kalau anaknya pinjamin ke orangtuanya gimana? Pinjemin ke omnya gimana? Kan jadi masalah sekarang. Kalau dia jujur-jujur sih enggak apa-apa kan. Kalau dia pakai seragam? Nah, kita juga bisa pakai seragam," ujar Basuki.

Basuki mencontohkan pada zaman dia bersekolah, ada juga semacam karcis bus khusus pelajar. Namun, saat itu banyak orang yang bukan pelajar yang justru menggunakan karcis itu. Akhirnya, kebijakan karcis pelajar pun dihapus.

"Banyak sekali itu (dulu) titip beli karcis bus. Makanya kondektur bisa marah, pelajar apaan sudah tua begini! Ha-ha-ha, atau mahasiswa apaan, akhirnya dihilangkan karcis bus itu. Dulu saya sekolah pake karcis bus lho, dari Lapangan Banteng," papar dia dengan diselipi nostalgia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com