Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nonton "Timun Mas" di Panggung Megah Istora

Kompas.com - 29/06/2013, 00:59 WIB
Jodhi Yudono

Penulis


Timun Mas dipanggungkan secara megah di Istora Senayan. Panggung yang luas, dilengkapi dua balkon di sayap kanan dan kirinya, tata cahaya yang elok, serta multimedia yang mendukung pementasan membuat pertunjukan menyulap cerita yang cuma di angan-angan menjadi nyata.

Penonton bisa menyaksikan hutan dengan laron-laron yang beterbangan saat Timun Mas bercengkerama dengan kawan-kawannya para penghuni hutan. Di lain waktu ada juga batu-batu gunung berdiri keras saat pasukan raksasa muncul. Ada pula balkon kerajaan yang mewah tempat Raja dan Ratu bercengkerama.

Drama Musikal Timun Mas yang digelar di Istora Senayan, 29-30 Juni 2013, adalah kisah tradisi yang dipanggungkan secara megah. Sebelumnya ada Jabang Tetuka, Gatotkaca, dan beberapa cerita yang berakar dari tradisi. Namun, jika ditarik garis, tampaknya ada kecenderungan yang sama, yakni menginikan kisah-kisah itu dengan menambah dan mengurangi perkisahan yang selama ini dikenal oleh masyarakat.

Entahlah, kecenderungan ini akan membangkitkan kecintaan anak-anak terhadap kekayaan cerita rakyat kita, atau justru malah menjauhkan anak-anak itu dari akar tradisi yang kita miliki.

Demikian juga yang terjadi pada Drama Musikal Timun Mas.

Alkisah, Raja dan Ratu sedang menunggu dengan bungah kelahiran anak mereka yang telah lama dinantikan. Namun, kebahagiaan ini tidak dirasakan oleh kakak Raja yang bernama Budhe Tami, sebab putrinya yang bernama Mawar selama ini telah dianggap sebagai anak sendiri oleh Raja dan Ratu. Kelahiran sang putri tentu saja akan membuat Mawar kehilangan kesempatan menjadi yang utama.

Budhe Tami yang memuja penguasa kegelapan Miss Mirroski rupanya berniat buruk. Dia meminta bantuan Miss Mirroski untuk menculik sang putri yang baru lahir. Melalui anak buahnya, serigala bernama Wolfie, Miss Mirroski menculik sang putri. Setelah berhasil diculik, sang putri pun disimpan dalam sebuah timun raksasa, lalu dibuang ke sungai di dekat istana. Di akhir kisah, sang putri hidup bahagia bersama Raja dan Ratu karena dia senantiasa dilindungi oleh Tuhan Yang Kuasa.

Bandingkan dengan kisah Timun Mas yang kita kenal selama ini: Di suatu desa hiduplah seorang janda tua yang bernama Mbok Sarni. Tiap hari dia menghabiskan waktunya sendirian karena Mbok Sarni tidak memiliki seorang anak. Sebenarnya dia ingin sekali mempunyai anak agar bisa membantunya bekerja.

Pada suatu sore, pergilah Mbok Sarni ke hutan untuk mencari kayu, dan di tengah jalan bertemu dengan raksasa yang sangat besar. "Hei, mau ke mana kamu?” tanya si raksasa. "Aku hanya mau mengumpulkan kayu bakar, jadi izinkanlah aku lewat," jawab Mbok Sarni. "Ha-ha-ha-ha… kamu boleh lewat setelah kamu memberiku seorang anak manusia untuk aku santap," kata si raksasa. Lalu Mbok Sarni menjawab, "Tetapi aku tidak mempunyai anak."

Setelah Mbok Sarni mengatakan bahwa dia tidak punya anak dan ingin sekali punya anak, si raksasa memberinya biji mentimun. Raksasa itu berkata, "Wahai wanita tua, ini aku berikan kamu biji mentimun. Tanamlah biji ini di halaman rumahmu, dan setelah dua minggu kamu akan mendapatkan seorang anak. Tetapi ingat, serahkan anak itu padaku setelah usianya enam tahun."

Setelah dua minggu, mentimun itu nampak berbuah sangat lebat dan ada salah satu mentimun yang cukup besar. Mbok Sarni kemudian mengambilnya, dan setelah dibelah ternyata isinya adalah seorang bayi yang sangat cantik jelita. Bayi itu kemudian diberi nama Timun Mas.  

***

Sebagai sebuah pertunjukan, Drama Musikal Timun Mas boleh dibilang mengesankan, terutama dari sisi artistik. Munculnya empat ibu yang tergabung dalam Kelompok Sahita juga cukup membuat segar pertunjukan.

Kehadiran pertunjukan yang berbasis tradisi belakangan ini sungguh awal yang menggembirakan bagi tumbuhnya seni pertunjukan di Indonesia. Setidaknya, para seniman panggung kita sudah mulai tertarik menggali kekayaan tradisi sendiri.

"Bicara mengenai cerita rakyat atau legenda, banyak sekali yang bisa digali dan dikembangkan menjadi sebuah hiburan yang edukatif dan menarik. Merupakan komitmen Djarum Apresiasi Budaya untuk terus memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada masyarakat luas tentang budaya asli Tanah Air. Kali ini, melalui dukungan terhadap pertunjukan Drama Musikal Timun Mas yang kami yakin akan menjadi sebuah pertunjukan yang sangat menarik serta tentunya sarat pesan moral," ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

"Saya ingin mempersembahkan sebuah pertunjukan drama musikal dari cerita Timun Mas dengan menambahkan berbagai unsur baru di dalamnya, seperti komedi, edukasi, teknologi, dan alur cerita baru yang dikemas dengan ringan agar 'pesan' yang ingin saya sampaikan dapat diterima dengan baik oleh penonton. Namun, saya tetap mempertahankan unsur cerita aslinya di Drama Musikal Timun Mas," ujar Rama Soeprapto, sang sutradara.

Drama Musikal Timun Mas melibatkan artis-artis papan atas Indonesia, seperti Angel Pieters (sebagai Timun Mas), Nola Be3 (ibunda Timun Mas), Chandra Satria (ayah Timun Mas), Raline Shah (sepupu Timun Mas), Ria Irawan (Bude Timun Mas), Indra Birowo (Butho Ijo/Siluman Jahat), Ibu-ibu Sahita Group (sebagai Empat Nyonya), Maera (Penyihir), serta didukung oleh Thoersi Argeswara sebagai pengarah musik serta untuk penulisan naskah dipercayakan kepada Akmal N Basral, Bayu Pontiagust, Bhita Harwantri, dan Antrie Soeryanto.

Untuk menyaksikan pertunjukan Drama Musikal Timun Mas, yang akan dipentaskan pada 29-30 Juni 2013 pukul 14.30 WIB dan 18.30 WIB, masyarakat bisa membeli tiket di West Mall Grand Indonesia Lantai 2 mulai tanggal 21 hingga 28 Juni 2013 pukul 10.00-22.00 WIB atau bisa juga melalui situs www.indotix.com (0811 1550 433) dan www.blibli.com (0804 1 871 871). Informasi pertunjukan meliputi profil pemain, info tiket, galeri foto dan sebagainya dapat dilihat di timunmas.acara-event.com.

Pembagian kelas sebagai berikut:
1. Diamond: Rp 1.500.000
2. VVIP: Rp 750.000
3. VIP: Rp 600.000
4. Kelas 1: Rp 400.000
5. Kelas 2: Rp 300.000
6. Kelas 3: Rp 150.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com