Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Angkot Belum Naik, Organda: DPRD Mengada-ada

Kompas.com - 03/07/2013, 16:40 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga saat ini, DPRD DKI Jakarta masih belum memutuskan kenaikan tarif angkutan umum sesuai usulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta. Ketua Organda DKI Soedirman bahkan menyebutkan sikap DPRD DKI yang "menggantung" nasib para pengusaha angkutan umum itu sebuah sikap yang terlalu mengada-ada.

"DPRD itu mengada-ada. Sebab, tarif yang kami usulkan itu harga riil dari komponen kendaraan di lapangan," kata Soedirman ketika dihubungi wartawan, di Jakarta, Rabu (3/7/2013).

Usulan kenaikan 50 persen dari tarif awal, yaitu Rp 2.000 menjadi Rp 3.000, menurutnya, tidak memberatkan masyarakat dan sudah melalui perhitungan yang panjang seiring dengan penyesuaian tarif bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Bahkan, Soedirman menyebutkan kalau tarif kenaikan yang diusulkan Organda DKI kepada DPRD DKI terlalu kecil. Pasalnya, awalnya Soedirman berharap tarif angkutan umum menjadi Rp 5.000 dengan subsidi oleh Pemprov DKI sebesar Rp 2.000.

Komponen-komponen seperti spare part, oli, ban, serta biaya hidup pengemudi, kata dia, menjadi dasar perhitungan kenaikan tarif yang mereka usulkan itu. Perhitungan itu pun telah dihitung secara cermat agar tidak merugikan salah satu pihak, baik pengusaha, penumpang, maupun pemerintah.

"Jadi, apa yang kita ajukan itu bukan asumsi. Perlu diingat, pengusaha juga wajib dilindungi. Lagi pula kenaikan Rp 500-Rp 1.000 di lapangan tidak ada yang protes kok," kata Soedirman.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku belum mengetahui kelanjutan keputusan penyesuaian tarif angkutan umum di Ibu Kota. Menurutnya, "bola panas" keputusan itu saat ini telah berada di tangan DPRD DKI dan tak sepantasnya Pemprov DKI kembali mengurusi permasalahan itu.

Sementara Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana mengatakan, pihaknya masih akan menunggu Dinas Perhubungan DKI Jakarta untuk memberikan jaminan kenyamanan dan keamanan bagi warga Jakarta seiring penyesuaian tarif BBM bersubsidi. Pria yang akrab disapa Sani itu berkelakar kalau syarat yang diajukan DPRD tak segera dipenuhi Dishub DKI, maka kenaikan tarif pun tak akan disetujui.

"Kalau tarifnya mau dinaikkan, jaminan apa yang diberikan Pemprov kepada penumpang? Bagaimana keamanan perempuan di malam hari? Masak penumpang terus yang selalu dikorbankan," kata Sani yang juga merupakan politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pakai Caping Saat Aksi May Day, Pedemo: Buruh Seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

    Pakai Caping Saat Aksi May Day, Pedemo: Buruh Seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

    Megapolitan
    Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

    Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

    Megapolitan
    Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

    Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

    Megapolitan
    Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

    Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

    Megapolitan
    Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

    Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

    Megapolitan
    Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

    Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

    Megapolitan
    Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

    Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

    Megapolitan
    Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

    Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

    Megapolitan
    Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

    Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

    Megapolitan
    Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

    Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

    Megapolitan
    Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

    Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

    Megapolitan
    Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

    Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

    Megapolitan
    Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

    Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

    Megapolitan
    3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

    3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

    Megapolitan
    Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

    Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com