Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Korban Mutilasi di Bendungan Hilir Meninggal April

Kompas.com - 14/07/2013, 19:41 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — SA (80), yang diduga dimutilasi oleh anaknya, S (44), di Bendungan Hilir, Jakarta, diperkirakan meninggal pada April 2013. Hal ini disampaikan Kepala Subdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan berdasarkan pengakuan S.

"Dari pengakuan pelaku (S), korban meninggal bulan April 2013. Pelaku ini sangat sayang dengan korban," ujar Herry, Minggu (14/7/2013).

"Pelaku yang merupakan anak korban sayang betul dengan korban. Mereka di rumah itu hanya tinggal berdua. Jadi, saat korban meninggal, diperlakukan khusus seperti dipegang, dipelihara terus sama pelaku," lanjutnya.

Pada Sabtu (13/7/2013), anak pertama SA yang tinggal di Semarang, B (54), datang untuk menjenguk SA. Orang pertama yang bertemu di rumah dengan B adalah S.

B pun bertanya kepada S tentang keberadaan SA. S menjawab bahwa SA sudah meninggal, tetapi diam saja ketika B bertanya di mana SA dimakamkan. B kemudian pergi mencari informasi soal SA ke tetangga.

Menurut tetangga, tak ada warga lingkungan itu yang meninggal dalam beberapa waktu terakhir. B dan warga lantas kembali ke rumah SA dan memeriksa setiap ruangan. Di salah satu kamar, mereka menemukan tengkorak, tulang belulang, dan potongan daging, yang diduga potongan badan SA.

B kemudian menghubungi Polsek Metro Tanah Abang untuk melaporkan temuan tersebut pada Minggu (14/7/2013) dini hari. Oleh polisi, potongan tubuh itu dikirim ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk diperiksa. Adapun B dan S dibawa ke Mapolsek Metro Tanah Abang untuk dimintai keterangan.

Pada Minggu (14/7/2013) sekitar pukul 06.00, polisi mengirim S ke Rumah Sakit Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk menjalani tes kejiwaan. Hasilnya diperkirakan akan diketahui dalam satu pekan.

Polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus ini, menunggu hasil tes forensik RSCM terhadap potongan jenazah dan tes kejiwaan S.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com