Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ayo Kembalikan Kartu 'Single Trip' Milik PT KAI"

Kompas.com - 15/07/2013, 08:07 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Prihatin dengan kejadian hilangnya 700.000 tiket elektronik single trip milik PT KAI, Widyatmoko (46) tergugah mengajak penumpang KRL mengembalikan tiket yang telah diambil tersebut. Dengan mengajak serta keluarganya, Moko mengadakan aksi damai di Stasiun Sudirman, Minggu (15/7/2013) pukul 07.00-11.00 WIB.

Ada empat spanduk yang dibawa oleh Moko dan keluarganya. Dua spanduk bertuliskan "Mari Kita Kembalikan Kartu Ticket Single Trip yang Terbawa ke Rumah" dan dua lagi "Beri Kami Tauladan dengan Cara Mengembalikan Kartu Tiket Single Trip yang Sudah Terbawa Pulang". Moko sangat berharap ajakannya dapat menyadarkan warga yang telah telanjur membawa pulang kartu single trip agar segera mengembalikannya ke PT KAI.

"Kami sekeluarga, termasuk anak yang paling kecil umur 1 tahun, kami menyebar brosur untuk orang-orang sebanyak 1 rim agar mengembalikan kartu single trip. Di brosur (yang dibagikan) juga tertulis, faktanya 700.000 kartu raib dan kerugian Rp 300 miliar bagi PT KAI dan tentu saja mayoritas penumpang kereta," kata Moko saat dihubungi Kompas.com, Minggu malam.

Ayah tiga anak ini menegaskan, apa yang dia lakukan atas dasar kesadaran sendiri tanpa diminta oleh pihak mana pun, termasuk PT KAI. Menurutnya, apa yang dia lakukan sebagai wujud keprihatinan saja karena begitu banyak tiket yang hilang.

"Saya sedih begitu baca berita banyak kartu yang hilang. Saya sedih dengan karakter warga yang seperti ini, jadi ini saatnya kita berbuat," ungkapnya.

Moko merupakan warga Tangerang yang sehari-harinya bekerja di salah satu perusahaan kimia yang berkantor di Ciputra World, Kota Casablanca, Kuningan, Jakarta Selatan. Setiap harinya, kata Moko, dia berangkat dari Stasiun Tangerang pukul 05.00 WIB dan transit di Stasiun Duri, kemudian lanjut dan turun di Stasiun Karet dan kemudian naik angkot ke tempat tujuan.

Moko mengakui, dengan menggunakan kereta, perjalanan dari rumah ke tempat kerja atau sebaliknya jadi lebih singkat. Bahkan menurutnya, setiap hari saat pukul 19.00 WIB, dia telah sampai kembali di rumah dan berkumpul bersama istri dan anak-anaknya.

"Saya enggak merasa sumpek (di dalam kereta) karena perginya subuh, jam segitu masih agak longgar. Kalau pulangnya iya agak sumpek. Saya sudah diuntungkan bertahun-tahun, sekarang apalagi ada tarif progresif, cuma keluar biaya Rp 3.000. Maka saya sedih dengan program yang baru, eh malah kartu single trip-nya dibawa pulang," tuturnya.

PT KAI mengungkapkan, dalam seminggu pertama penerapan e-ticketing dan tarif progresif per 1 Juli 2013, ada 700.000 tiket elektronik single trip yang hilang. Akibatnya, PT KAI merugi hingga Rp 3 miliar.

Untuk memproduksi kembali tiket baru, butuh waktu 2-3 bulan. Hingga Minggu (7/7/2013) pekan lalu, hanya tinggal 400.000 tiket elektronik single trip yang beredar, padahal penumpang KRL Commuter Line dalam seharinya dapat mencapai 500.000 orang.

Untuk itu, PT KAI menyarankan agar penumpang KRL segera beralih ke tiket elektronik multi-trip. Tiket single trip adalah tiket sekali perjalanan. Ketika hendak naik KRL, penumpang membeli di loket di stasiun keberangkatan, kemudian saat sampai di stasiun tujuan, penumpang mengembalikan kartu dengan memasukannya di mesin di pintu keluar.

Adapun tiket elektronik multi-trip adalah tiket yang berbentuk kartu isi ulang dan bisa untuk dibawa pulang. Saldo yang ada di dalam kartu akan berkurang seiring perjalanan yang kita lakukan dengan menggunakan KRL.

Tiket multi-trip telah dijual di stasiun-stasiun se-Jabodetabek. Pilihan nominal saldo kartu perdana mulai dari Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000, Rp 100.000, hingga Rp 200.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com