Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Suka Belanja di PKL

Kompas.com - 16/07/2013, 14:25 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku suka berbelanja di pedagang kaki lima (PKL). Meski begitu, Basuki menyatakan akan tetap menertibkan PKL karena jika ada yang dibiarkan, pedagang yang di dalam pasar akan kesulitan.

"Sekarang misalnya di Pasar Gembrong. Saya saja kalau beli mainan lebih suka di luar. PKL di luar pasar menghambat rezeki pedagang dalam pasar," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (16/7/2013).

"Kalau ada satu pedagang beras saja yang membayar supaya bisa berjualan di luar, pasti pedagang yang lainnya protes. Soalnya pedagang yang lain kan pasti pembelinya terambil sama yang di luar pasar," kata Basuki.

Hal tersebut disampaikan Basuki karena program penertiban PKL Pemprov DKI Jakarta adalah merelokasi PKL dari pinggir dan badan jalan ke lokasi binaan di dalam pasar. Sejauh ini, ada tiga kawasan PKL yang menjadi perhatian utama Pemprov DKI, yaitu PKL Pasar Minggu, Tanah Abang, dan Jatinegara.

Untuk PKL Pasar Minggu, Pemprov DKI menyediakan lokasi binaan di pasar. Untuk PKL Jatinegara, Pemprov DKI berencana mengalihfungsikan gedung SMPN 14 menjadi tempat relokasi PKL.

Untuk PKL Tanah Abang, Pemprov DKI berencana merelokasi PKL ke dalam Blok G Pasar Tanah Abang. Blok G Pasar Tanah Abang tidak bisa menampung semua PKL di kawasan itu sehingga Pemprov DKI mengutamakan PKL ber-KTP DKI.

Jika ada, sisa kios di Blok G akan diberikan kepada PKL tak ber-KTP DKI dengan cara diundi.

Sebagian PKL Tanah Abang menolak pindah ke Blok G karena lokasinya tak strategis dan fasilitas pendukungnya kurang memadai.

Ada juga PKL yang menilai Pemprov DKI tidak adil karena sekitar 30 persen PKL Tanah Abang tak ber-KTP DKI atau dengan kata lain terancam kehilangan tempat berjualan.

Pemprov DKI sendiri menertibkan PKL untuk mengurangi kemacetan Ibu Kota. Penertiban PKL diperkirakan selesai pada 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com