Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Metromini Minta Jokowi Copot Kadishub

Kompas.com - 01/08/2013, 10:32 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Tuntutan agar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mencopot Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono kembali terjadi. Jika sebelumnya dilakukan oleh sopir bajaj, kali ini dilakukan oleh sopir metromini.

Sopir metromini itu kecewa karena Udar mengatakan metromini sebaiknya ditutup. Selain tuntutan mencopot Udar, sopir juga meminta Jokowi mencopot Kepala Bidang Angkutan Darat Dishub DKI Syafrin Liputo. 

"Kendalanya, mau ditutup trayek. Kalau kita dibubarkan, anak dan istri kita mau makan apa," kata salah seorang pengemudi Metromini 640, Suroso (55), di Balaikota Jakarta, Kamis (1/8/2013).

Suroso yang telah lebih dari 20 tahun menjadi sopir metromini mengatakan, ia bersama teman-temannya nekat tidak menggunakan izin KIR, karena mereka telah mengelurkan uang banyak, tetapi kerap tidak lulus. Biaya untuk uji KIR itu mencapai Rp 700.000 dan dilaksanakan tiap enam bulan sekali.

Sementara itu, ia bersedia ikut program DKI meremajakan metromini. Namun, ia menginginkan peremajaan itu secara bertahap. "Jangan sekaligus. Kami minta satu trayek dulu diremajakan, jangan langsung semua trayek sekaligus diremajakan," katanya.

Suroso juga mengakui operator di dalam metromini sangat banyak dan sebagian besar merupakan kepemilikan pribadi. Akibat hal tersebut, maka pengawasan dalam operasional dan manajemennya menjadi kurang baik. Pendapatan pengemudi juga sudah tidak lagi memadai.

Pengemudi, saat ini, kata dia, sebagian besar tidak memiliki SIM, dan sebagian besar pengemudi menekan setoran untuk diserahkan kepada pemilik metromini. "Kita sudah tidak ada jaminan, kurangnya pengawasan, pembinaan. Kami mengharap Pak Jokowi dapat mengelola metromini menjadi lebih baik dan dikelola dalam satu wadah yang terorganisasi," kata Suroso.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, pulahan pengemudi metromini itu menyerukan kekecewaan mereka kepada Jokowi, Basuki, dan Pristono. Mereka membawa sejumlah poster dan spanduk untuk mendukung aksi unjuk rasa tersebut. Antara lain, "Jokowi yess! Ahok Pristono no!", "Copot Pristono! KPK tolong periksa Pristono, kami perlu pembinaan dan bukan pembinasaan. Copot Pristono dan Syafrin Liputo karena tidak pro rakyat kecil, yang mau membubarkan metromini. Kami telah mencerdaskan bangsa. Telah mensubsidi anak sekolah dengan ongkos yang murah".

Setelah selama kurang lebih 60 menit melakukan aksi unjuk rasa, sekitar 10 perwakilan pengemudi metromini pun akhirnya dapat bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS Untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS Untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com