Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Rusun, Warga Waduk Ria Rio Bayar Sewa Rp 150.000 Per Bulan

Kompas.com - 27/08/2013, 21:25 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga di Waduk Ria Rio, Pulogadung, Jakarta Timur, akan diminta membayar sewa ketika mereka sudah pindah ke Rumah Susun Pinus Elok, Cakung, Jakarta Timur. Besaran sewa kamar rusun sebesar Rp 150.000 per bulan.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta Yonathan Pasodung mengatakan, biaya sewa bagi penghuni rusun itu terbagi menjadi dua, yakni penghuni umum dan penghuni yang terprogram. "Kalau umum itu orang umum, biaya sewanya Rp 250.000 per bulan. Kalau warga relokasi, itu yang terprogram, biayanya Rp 150.000 per bulan," ujarnya di Balaikota Jakarta, Selasa (27/8/2013).

Saat ini Rusun Pinus Elok masih dalam tahap renovasi akhir dan diharapkan akan rampung pada akhir September. Bersamaan dengan itu, sebanyak 350 kepala keluarga dari Waduk Ria Rio dipindahkan ke hunian rusun itu.

Yonathan yakin tidak ada satu pun warga di waduk seluas 9 hektar tersebut yang tak kebagian hunian rusun. Ia mengatakan, jumlah ketersediaan unit rusun di Pinus Elok sebanyak 400 hunian, sementara jumlah warga sekitar waduk ada 350 KK.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memastikan tidak ada warga yang menolak untuk direlokasi. "Enggak ada yang menolak. Semua setuju kok, asal diberikan solusi, bukan gusur, tapi geser," ujarnya.

Kawasan Waduk Ria Rio akan ditata oleh empat instansi. Sisi barat, timur, dan utara akan dibangun oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman. Adapun sisi selatan akan dikerjakan oleh PT Jakarta Propertindo. Normalisasi waduk akan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta. Semuanya menggunakan APBD.

Saat ini Waduk Ria Rio tampak tak tertata. Permukaannya dipenuhi tanaman eceng gondok. Sisi timur dipenuhi permukiman kumuh. Sisi lainnya dipenuhi ilalang dan pohon pisang. Total luas kawasan itu adalah 25 hektar, sedangkan luas waduk 9 hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com