Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jarang Bertemu, Sosialisasi dengan Warga Waduk Ria Rio Terganggu

Kompas.com - 27/08/2013, 16:19 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Camat Pulogadung Teguh Hendrawan membantah tidak melakukan sosialisasi kepada warga di sekitar Waduk Ria Rio, Pedongkelan, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. Menurut Teguh, warga tidak memenuhi undangan sosialisasi sehingga kurang mendapatkan informasi tentang relokasi.

Teguh mengatakan, selama dua bulan terakhir, ia sudah empat kali mengundang warga untuk menyampaikan program relokasi warga ke rumah susun. Namun, hanya satu kali pengurus RT dan RW serta perwakilan warga setempat yang hadir di Kantor Kecamatan Pulogadung, yakni pada Kamis (15/8/2013).

"Mereka hanya hadir di pertemuan ketiga (hari Kamis-red). RW dan RT juga datang, jadi ada sekitar 50 orang, dan sudah kita jelaskan mengenai relokasi. Tercatat sebanyak 350 KK sudah minta untuk direlokasi," kata Teguh saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/8/2013).

Teguh mengatakan, pada Senin (26/8/2013) kemarin, ia kembali mengundang perwakilan warga, yakni RW dan RT setempat. Pertemuan itu sedianya dilakukan untuk membicarakan masalah relokasi. Namun, warga kembali tidak hadir dalam pertemuan di Kantor Kecamatan Pulogadung tersebut.

"Saya undang hari Senin, tapi tidak datang juga dengan alasan sakit. Saya undang RT dan RW untuk menjelaskan relokasi warga," jelas Teguh.

Selain itu, dalam pertemuan itu, Teguh sedianya ingin memberitahukan kepada warga untuk menengok rumah susun yang akan menjadi tempat untuk relokasi warga. Warga yang ingin menengok rusun itu akan dijemput dan diantar ke rusun tersebut.

"Kami akan menyiapkan bus, rencananya minggu ini. Dengan bus ini nanti warga akan diperlihatkan rusun tempat relokasi mereka. Ini perintah langsung Pak Gubernur supaya warga bisa lihat langsung rusun," ujar Teguh.

Teguh mengatakan, melalui koordinasi dengan Dinas Perumahan dan Gedung Pemda, warga akan ditempatkan di Rusun Pinus Elok, Jalan Pinus Elok, Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Dengan 350 KK data sementara warga yang akan direlokasi, sudah ada 60 unit rusun yang sudah dapat ditempati warga. "Yang 290 sisanya itu mereka menunggu sampai renovasi selesai 2 bulan," ujar Teguh.

Warga juga diberi uang kompensasi Rp 1 juta untuk menyewa tempat sementara sampai renovasi rusun rampung. Kucuran dana kompensasi itu sudah dimulai sejak Senin (26/8/2013) kemarin. "Untuk meyakinkan warga juga, kita akan berikan kartu waiting list (kartu menunggu). Jadi warga yang belum dapat rusun sewa itu, bisa menggunakan uang kompensasi untuk mencari tempat tinggal sementara. Setelah renovasi dua bulan selesai, mereka bisa langsung masuk rusun," jelas Teguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com