Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Rusun Mesti Siap Sebelum Relokasi Dilakukan

Kompas.com - 04/09/2013, 22:58 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa kendala terjadi ketika Pemprov DKI Jakarta hendak menerapkan kebijakan normalisasi permukiman warga, seperti kasus normalisasi yang ada di kawasan waduk. Salah satunya kendala yakni mengenai kesiapan rumah susun (rusun) sebagai tempat hunian bagi warga yang hendak direlokasi dari tempat tinggal mereka.

Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna menyatakan, kendala yang terjadi saat ini dan dihadapi Pemprov DKI Jakarta yakni relokasi warga yang tidak diantisipasi dengan kesiapan rusun yang tersedia.

"Rumah susun itu mesti siap sebelum dilakukan relokasi. Harus diinvestigasi jumlahnya. Rusun mana yang siap, berapa jumlah dan kebutuhan yang diperlukan," kata Yayat, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/9/2013) malam.

Yayat mengatakan, pendataan dan verifikasi perlu dilakukan sejak dini oleh Pemprov DKI Jakarta mengenai jumlah rusun yang tersedia. Pemprov DKI harus terlebih dahulu berkoordinasi dengan dinas perumahan di DKI Jakarta mengenai berapa bangunan rusun yang ada dan siap untuk kebutuhan menampung relokasi warga.

"Jadi ketika merelokasi untuk penanggulangan banjir, normalisasi sungai, kalau ada pemindahan penduduk harus ada rusun. Tetapi sejak awal kelemahannya, tidak ada pendataan awal (jumlah rusun)," ujar Yayat.

Yayat menilai perlunya fungsi koordinasi antara dinas ataupun badan usaha milik daerah (BUMD) di DKI Jakarta ketika menjalankan program normalisasi. Sayangnya, peran tersebut dalam program relokasi belum berjalan maksimal.

"Ini masalahnya tidak ada aktor yang kuat. Ada apa-apa gubernur. Kelihatannya Pak Gubernur yang harus turun. Jadi perlu ada manajer proyek, yang bisa jadi tangan kanan gubernur. Artinya dia bisa jadi penanggung jawab," ujar Yayat.

Sebelumnya, upaya relokasi warga di Waduk Ria Rio yang rencananya dilakukan pada awal September 2013 ini mesti diundur oleh Pemprov DKI Jakarta. Hal ini terjadi lantaran rusun Pinus Elok, di Kelurahan Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur belum dalam kondisi siap.

Pemprov DKI Jakarta masih melakukan upaya pembenahan di rusun tersebut. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sendiri sudah menyepakati mengundur waktu selama satu bulan sampai rusun tersebut rampung direnovasi untuk kemudian ditempati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com