Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Tanah Ini Bukan Tanah Nenek Moyang Lo!

Kompas.com - 11/09/2013, 17:27 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Permasalahan antara pedagang kaki lima (PKL) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tampaknya belum usai. Kini, PKL Kota Tua menolak untuk direlokasi.

Mengetahui hal itu, Basuki geram dan menyebut bahwa pedagang itu sudah salah karena menggelar usaha di atas lahan negara. "Tanah ini bukan tanah nenek moyang lo! Jakarta ini bukan hanya hidupnya PKL lho, masih banyak orang lain yang ingin menikmati juga," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (11/9/2013).

Menurut Basuki, para pedagang tidak memiliki hak untuk menempati lahan negara. Pemerintah juga tidak memiliki kewajiban untuk menyediakan tempat bagi mereka.

Oleh karena itu, menurut dia, para pedagang seharusnya bersyukur karena Pemprov DKI mau mengusahakan lahan relokasi bagi mereka untuk mencari nafkah. Namun, ia juga memperingatkan pedagang untuk tidak bertindak semaunya dan menuntut hal lebih kepada Pemprov DKI. Sebab, tugas Pemprov DKI adalah menjamin keadilan sosial bagi warga.

Penataan PKL Kota Tua, kata dia, sama halnya dengan penataan PKL di Monumen Nasional (Monas). DKI akan menata PKL Monas. Para pedagang diharapkan masuk ke dalam ruang bawah tanah yang sedang dibangun. Apabila menolak direlokasi, maka pedagang itu tak diperkenankan berdagang di daerah Monas.

"Kalau begitu kenapa kita enggak ramai-ramai bersama wartawan menduduki Bundaran HI dan berdagang di situ? Nanti kalau diusir, kita minta relokasi di Grand Indonesia," tegas dia.

Tadi pagi, sekitar ratusan PKL Museum Fatahillah, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, melakukan aksi unjuk rasa di halaman Balaikota Jakarta. Mereka memprotes sikap Pemprov DKI yang tidak mengakomodasi pedagang lama di dalam penataan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta dan Wali Kota Jakarta Barat.

Dedi, salah seorang pedagang, mengatakan, para pedagang mendukung program penataan pedagang di kawasan wisata tersebut. Hanya saja pendataan yang dilakukan tidak tepat sasaran karena pedagang lama justru tidak terakomodasi.

"Kenapa kita dibatasi untuk berjualan? Ada 700 pedagang lama yang berjualan di sini. Setelah penataan, dipangkas jadi 200 pedagang, dan dari jumlah itu juga cuma 60 pedagang lama yang bisa berjualan," kata Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com