Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Pemprov DKI Makin Mantap Terapkan Sistem ERP

Kompas.com - 13/09/2013, 18:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Pemprov DKI Jakarta makin mantap untuk menerapkan electronic road pricing (ERP) guna menekan kemacetan di Jakarta.

Menurut dia, kebijakan pembatasan jumlah kendaraan itu baru akan dilaksanakan setelah bus sedang datang pada November mendatang. "ERP paling benar. Kalau busnya sudah datang, terus ERP-nya belum siap, DKI akan terapkan ganjil genap dulu," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (13/9/2013).

Basuki menegaskan, untuk saat ini, DKI belum dapat melaksanakan kebijakan ganjil genap maupun ERP mengingat bus-bus sedang itu belum datang.

Ada opsi yang akan dipilih dalam melaksanakan sistem tersebut. Menurut Basuki, jika peralatan ERP sudah siap, kebijakan ganjil genap batal dilaksanakan dan langsung menerapkan jalan berbayar di tengah kota.

Basuki mengatakan, Pemprov DKI telah berkoordinasi dengan Bank Indonesia serta bank-bank lainnya, seperti bank-bank yang bekerja sama untuk pelayanan e-ticketing transjakarta.

Sistem pembayaran ERP akan menggunakan satelit, on board unit (OBU) dengan memotong uang yang ada di bank. Sistem ERP dengan OBU ini, kata dia, menyerupai kartu kredit. Pemilik mobil nantinya akan menerima tagihan dari sensor yang memantau OBU di dalam kendaraan.

Teknologi yang ditawarkan oleh Pemerintah Swedia adalah OBU ERP yang lebih kecil. "Uangnya didebet dari rekening warga. Kalau kartu, duitnya ada di kartu. Kalau ini enggak," kata Basuki.

Penerapan ERP itu juga telah dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI 2012-2017. Ia mengharapkan, penerapan ERP dapat mengurangi volume kendaraan pribadi di Ibu Kota.

Basuki mengakui, Pemprov DKI Jakarta kini sedang mencari alternatif jalan keluar untuk mengurangi beban kendaraan pribadi di jantung Kota Jakarta, seperti Kuningan dan Blok M. "Nah, kalau yang sisi utama sudah jalan, tambah yang kiri kanan transjakarta ya sudah tertolong. Tinggal tambah loop line," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com