Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Quick Count Pilwalkot Bogor, Dua Pasangan Klaim Menang

Kompas.com - 14/09/2013, 23:09 WIB
Sonya Suswanti

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bogor saling klaim kemenangan berdasarkan quick count. Masing-masing pasnagan Bisa-Usmar dan pasnanagan Achmad Ru'yat-Aim Hermana. 

Para suporter Bima-Usmar bersorak sorai dengan hasil quick count dari Charta Politik yang menunjukan pasangan tersebut menang dengan presentase 35 persen suara. Disusul oleh pasangan calon walikota no 3 sebesar 33,1 sesuai quick count.

"Saya percaya dengan hasil yang ditunjukkan oleh lembaga survei Charta Politik karena bukan sekali mereka menjadi lembaga survei pemilu," ujar Calon Walikota Bogor Bima Arya di kediamannya Pendopo 6, Baranang Siang Indah, Bogor Timur, Sabtu (14/9/2013) malam.

Sementara, sebelumnya, pasangan calon walikota nomor 3 Achmad Ru'yat-Aim Hermana juga mengklaim kemenangan mereka dalam waktu 3 jam setelah pemilihan selesai. Dengan perhitungan pasangan no 3 mendapat 35,2 persen suara dan pasangan no 2 Bima-Usmar memperoleh 31,8 persen suara. 

Yunarto Wijaya Direktur Riset dari Charta Politik mengatakan, sangat kaget melihat perhitungan suara yang begitu cepat dari pasangan nomor 3. Ia merasa itu sangat mustahil, apalagi dengan adanya margin of error.

Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor diikuti 5 pasangan kandidat, masing-masing (1) Firman-Gartono, (2) Bima-Usmar, (3) Achmad Ru'yat-Aim Hermana, (4) Dody Rosadi-Untung Maryono, dan (5) Syaiful-Muztahidin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com