Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Dituntut, Basuki Tak Mau Bangun Lahan Kebakaran Kelapa Gading

Kompas.com - 02/10/2013, 16:42 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Lahan bekas kebakaran di Jalan Inspeksi Kelapa Gading, Jakarta Utara, tidak bisa dibangun kampung deret seperti di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Sebab, lahan tersebut bukan milik warga, melainkan tanah swasta.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, tanah tersebut juga bukan milik Pemprov DKI sehingga tidak ada yang bisa dilakukan oleh Pemprov untuk memperbaiki rumah warga.

"Bukan tanah dia, tanah orang. Kalau kebakaran tanah milik warga, kita langsung bangun. Kalau tanah orang, kita dituntut, kan," kata Basuki di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (2/10/2013).

Basuki mencontohkan, lahan di Tanah Tinggi yang kerap menjadi langganan kebakaran diberi solusi menjadi kampung deret oleh Pemprov DKI. Sebab, tanahnya memang milik warga. 

Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono juga sebelumnya menyatakan, lokasi tersebut memang merupakan milik pihak swasta dan diperuntukan bagi ruang terbuka hijau (RTH). Oleh karenanya, tidak boleh ada bangunan yang berdiri di atasnya.

Lebih lanjut Basuki mengatakan, warga biasanya ada yang meminta untuk tetap bisa tinggal di tempat itu ataupun di sekitarnya. Warga yang mencari lokasi tinggal lain di wilayah Kelapa Gading tentu akan menemui kesulitan.

"Ya pasti sulit. Mungkin sebagian harus pulang kampung (atau) sebagian mau cari tempat sewa lagi. Sulit mau cari di Kelapa Gading," ujar Basuki.

Sementara jika ditempatkan di rusun, hingga saat ini belum ada rusun yang dapat ditempati oleh korban kebakaran itu. "Belum siap (rusunnya)," ujar Basuki.

Meski begitu, Basuki menyatakan, fokus terpentingnya adalah bantuan kemanusian bagi para korban. Saat ini, bantuan mengalir dari berbagai pihak, termasuk dari Pemprov DKI Jakarta.

Kebakaran di Kelapa Gading itu menghanguskan ratusan rumah penduduk pada Selasa (1/10/2013) dini hari. Menurut data, 1.325 bangunan semipermanen hangus terbakar.

Penyebab kebakaran diduga karena hubungan arus pendek di salah satu rumah warga RT 07. Meski tidak memakan korban jiwa, peristiwa ini memaksa ribuan orang mengungsi ke tenda-tenda yang didirikan di depan Mal Artha Gading.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com