Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perpres Akan Hilangkan Tumpang Tindih Moda Transportasi Jakarta?

Kompas.com - 23/10/2013, 07:30 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana penerbitan peraturan presiden tentang koordinasi antar-pemerintah daerah di kawasan Jabodetabek terkait masalah transportasi diharapkan juga bakal menghilangkan tumpang tindih moda transportasi di Jakarta. Tumpang tindih itu bisa hilang bila restrukturisasi berjalan seiring penerbitan peraturan tersebut.

"Dengan restrukturisasi, diharapkan antar-moda saling mendukung, bukan malah justru bersaing," harap Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit saat ditemui seusai pelantikan pengurus baru Masyarakat Transportasi Indonesia di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (22/10/2013). Karena itu, tegas dia, restrukturisasi mutlak diperlukan agar pelayanan publik di Jabodetabek, khususnya di Jakarta, lebih efektif melayani penumpang.

Menurut Danang, selama ini ada tumpang tindih moda transportasi di Jakarta dalam satu trayek yang sama. Dia mencontohkan, pengoperasian kopaja AC yang bertabrakan dengan transjakarta. Akibatnya, ujar dia, fungsi awal kopaja AC sebagai pengumpan alias feeder bagi transjakarta justru tak terjadi.

Fungsi feeder, papar Danang, sebenarnya adalah angkutan yang mengangkut penumpang dari permukiman ke jalan utama. Angkutan feeder dapat memanfaatkan bus-bus ukuran sedang yang saat ini beroperasi.

Bila feeder berfungsi sebagaimana seharusnya, lanjut Danang, tak akan ada lagi angkutan pengumpang berada di jalur utama. Dengan demikian, penumpang yang berjalan menuju jalan utama pun harus berpindah ke transjakarta. "Sekarang (trayek angkutan umum) tidak jelas. Contohnya kopaja AC P20, apa masih ada (penumpang) yang naik?" tanya dia.

Sebelumnya, Bambang mengungkapkan, dalam beberapa minggu ke depan, akan segera diterbitkan peraturan presiden yang nantinya akan mengoordinasikan kebijakan antar-pemerintah daerah yang ada di kawasan Jabodetabek dalam bidang transportasi. Diharapkan dengan adanya perpres ini, ada solusi jangka pendek untuk mengatasi kemacetan di Jakarta.

Selain mengoordinasikan kebijakan antar-pemerintah daerah, kata Bambang, perpres ini diharapkan juga akan menyelaraskan layanan moda transportasi publik. Salah satu yang diharapkan bisa terjadi juga adalah penyatuan tiket untuk semua moda transportasi yang berjalan di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com