Ida (20), warga RT 09 RW 12 di permukiman, mengatakan bahwa banjir berasal dari waduk tersebut bila hujan turun. "Air waduknya meluap kalau hujan, dan surutnya itu lama," kata dia saat ditemui wartawan, Rabu (13/11/2013) petang.
Menurut Ida, banjir dari luapan waduk tersebut bisa setinggi lutut orang dewasa, 50 sampai 70 sentimeter. Contohnya pada banjir pekan lalu. Hujan yang mengguyur Jakarta pada Rabu petang juga sudah memunculkan genangan di daerah itu.
"Yang parah Jumat (pekan) kemarin, sampai setinggi selutut. Banjirnya dari siang baru surutnya pagi," ujar Ida. Menurut dia, luapan air pada waduk tersebut terjadi karena pengerukan tidak pernah dilakukan terhadap waduk.
Hal senada juga diungkapkan Zainuri (63). Ia berharap pengerukan dapat dilakukan sehingga waduk bisa menampung lebih banyak air. "Harapannya bisa cepat dikeruk. Sekarang kalau hujan lebat selalu banjir," ujar Zainuri.
Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tata Air Jakarta Timur Jati Waluyo menuturkan, Waduk Surilang merupakan salah satu waduk yang akan dikeruk. Pengecekan lokasi juga sudah beberapa kali dilakukan. Namun, dia mengatakan, sebelum pengerukan dilakukan, harus ada pembebasan lahan seluas 4.000 meter persegi di sekitar waduk.
"Kami akan lakukan pengerukan pekan depan. Nantinya, pengerukan dilakukan secara bertahap," ujar Jati. Dia mengatakan, pengerukan akan dilanjutkan dengan pembuatan saluran pembuangan di sisi timur waduk menuju saluran penghubung Kramatjati yang bermuara di Sungai Ciliwung.
"Untuk sisi Barat juga langsung dihubungkan ke Kali Ciliwung melalui Rindam," imbuh Jati. Pengerukan serupa akan dilakukan di 30 waduk di Jakarta Timur, lanjut Jati, bersamaan dengan perbaikan 118 saluran penghubung di wilayah itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.