Kepada wartawan usai bertemu gubernur, pria yang jadi cacat lantaran kecelakaan kereta api tahun 1990 silam mengatakan, aksi panjat Monas itu merupakan bentuk motivasi dan dukungan bagi seluruh masyarakat, terutama para penyandang disabilitas.
"Saat ini,orang-orang Indonesia sedang krisis. Banyak orang yang sedikit-sedikit terjun payung, tapi tidak pakai peralatan (bunuh diri). Saya mau tunjukan bahwa hidup itu tidak selebar daun kelor dan ada yang diperjuangkan," ujarnya, Jumat (15/11/2013).
Sabar mengatakan, dalam pertemuan sekitar 20 menit dengan Jokowi, sang gubernur mengizinkan ia memanjat tugu setinggi 135 meter tersebut pada waktu yang telah dipersiapkannya.
Untuk bisa mencapai tugu Monas, Sabar telah mempersiapkan sejumlah peralatan. Dia mempersiapkan dua skenario memanjat, yakni teknik jumaring, mendaki dengan satu tali dan rope access system, mendaki dengan dua tali. Masing-masing skenario tetap dilengkapi pengaman (full body harness) atau sabuk pengaman.
Teknik jumaring, Sabar menjelaskan, digunakan untuk satu orang pemanjat. Sedangkan, rope access system digunakan dua pendaki.
Sabar sempat meminta agar Jokowi ikut dalam memanjat Monas bersamanya. Lantas, apa jawaban Jokowi? "Lihat dulu ya. Kalau beliau (Sabar) kan jagonya. Dulu waktu muda bisa saya tapi manjatnya lain," ujar Jokowi sambil tertawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.