Di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, yang terkenal sebagai "jalur neraka", kemacetan semakin panjang dengan adanya sterilisasi busway. Para pengojek motor yang biasa mangkal di sebelah kantor Imigrasi Jakarta Selatan mengaku pendapatan mereka meningkat sebab banyak pekerja yang memilih naik ojek motor ketimbang angkutan umum seperti taksi.
Romli (45), salah seorang pengojek motor, pendapatannya naik tiga kali lipat. Biasanya, setiap hari dia hanya mengantongi Rp 60.000. Semenjak ada sterilisasi busway, pendapatannya meningkat menjadi Rp 180.000 per hari.
"Soalnya kalau naik angkot enggak praktis, macet di mana-mana. Kalau naik motor kan bisa selap-selip, apalagi rata-rata sewa jaraknya dekat-dekat, paling dari Jalan Wijaya ke Jalan Tendean, atau dari TransTV ke Pasar Santa," kata pria yang tinggal di Mampang Prapatan itu, Sabtu (16/11/2013).
Pantauan Warta Kota di Jalan Raya Mampang, Jalan Tendean, dan Jalan Wijaya, Mampang, walaupun memasuki akhir pekan, antrean kendaraan terlihat mengular di ketiga jalan utama tersebut. Saat itu, waktu menunjukkan pukul 15.00.
Di lokasi tersebut, titik kemacetan berada di persimpangan Jalan Wijaya dan kolong flyover Jalan Raya Mampang. Walaupun beberapa orang petugas kepolisian sudah bersiaga,
antrean kendaraan dari arah Kebayoran Baru ke arah Mampang atau sebaliknya tetap terlihat. Pemandangan serupa juga terlihat dari arah Mampang yang bergerak menuju Kuningan. (m18)