Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 JPO Transjakarta Jadi Tempat PKL

Kompas.com - 24/11/2013, 18:16 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan memanfaatkan fasilitas publik bukan saja dapat ditemukan di pinggiran jalan. Mereka juga memanfaatkan jembatan penyeberangan orang (JPO) Transjakarta untuk tempat mereka berdagang.

Setidaknya ada empat JPO Transjakarta di wilayah Jakarta Timur digunakan PKL sebagai tempat berdagang. Berdasarkan pengamatan Kompas.com, keempatnya adalah JPO Transjakarta Jatinegara, tepatnya di depan Pasar Jatinegara, JPO UKI Cawang Jalan Mayjen Sutoyo, JPO Pasar Kramatjati, dan JPO PGC Cililitan.

Pedagang yang berjualan di empat JPO Cawang UKI menjajakan barang dagangan seperti jam tangan, ikat pinggang, perkakas material, serta aksesoris telepon genggam. Ada belasan pedagang yang berjualan di atas jembatan tersebut.

Keberadaan mereka pun mengganggu pejalan kaki yang hendak melintas. Pasalnya, selain menyita sebagian ruang publik, pembeli yang mampir pun membuat pergerakan pejalan lain tersendat.

Alfons (21) pengguna JPO UKI Cawang, depan Kampus UKI tersebut mengatakan, jalur di atas jembatan semestinya bisa steril dari para PKL yang berjualan di atasnya. Keberadaan mereka membuat pejalan yang melintasi JPO menjadi terganggu.

"Kalau bisa jangan ada yang jualan di jembatan, soalnya sebagai pejalan kaki saya merasa hak saya dirampas. Harapannya jembatan penyebrangan bisa steril," kata Alfons, Minggu (24/11/2013) sore.

Pengguna JPO UKI Cawang lainnya, Jejen (29), berharap, para PKL dapat memeroleh tempat berusaha. Pasalnya, keberadaan para PKL pada jam sibuk di JPO membuat situasi tak nyaman. "Ya kalau lagi rame senggol-senggolan. Terpaksa kita yang minggir. Tapi kalau dikasih tempat, mereka enggak mungkin jualan di sana," ujar Jejen.

Senin Ditertibkan

Terkait hal ini, Camat Kramatjati Dian Purfanto mengatakan, pihaknya bersama petugas Satpol PP akan melakukan penertiban terhadap para PKL tersebut pada Senin (25/11/2013). "Senin akan kita lakukan penertiban. Sambil kita mengatur pola penertibannya bagaimana," ujar Dian saat dihubungi Kompas.com.

Pasalnya, keberadaan PKL tersebut, kata Dian, memang sulit ditertibkan karena kerap kucing-kucingan dengan petugas. "Modus mereka pakai tas seperti karyawan. Datang bawa tas kayak orang kerja, lalu ambil barang dagangannya dari dalam tas dan berjualan di sana," ujar Dian.

Ia berpedapat, PKL di JPO di wilayah Kramatjati merupakan pendatang dari luar wilayah Jakarta. Mereka datang menumpang bus kota, lalu berjualan di sana. Untuk mengatasinya, ia akan menempatkan petugas untuk melakukan pengawasan.

"Nanti kita akan tempatkan petugas dengan pakaian preman untuk pengawasannya," jelas Dian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com