Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Zainal Mengingat Tragedi Bintaro 26 Tahun Lalu

Kompas.com - 09/12/2013, 16:48 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kecelakaan terjadi di jalur kereta Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013). Kereta jurusan Serpong-Tanah Abang itu menabrak truk tangki Pertamina yang mengangkut BBM. Akibatnya, truk Pertamina dan bagian depan gerbong kereta hangus terbakar dan menewaskan sejumlah penumpang. Pada 26 tahun lalu, kejadian yang merenggut nyawa itu juga pernah terjadi di lokasi yang hampir sama.

Menurut salah satu warga asli yang lahir dan tinggal di sana, peristiwa tabrakan maut juga pernah terjadi tahun 1987. Saat itu, menurutnya, kecelakaan terjadi lebih parah karena merupakan tabrakan kereta dengan kereta. Ratusan orang meregang nyawa.

"Waktu itu korbannya ditampung di sini juga, saya ingat betul," kata Zainal (50), di Balai Rakyat, tak jauh dari lokasi tabrakan.

Saat itu, menurutnya, korban jauh lebih banyak dari saat ini. Dia bersama warga dan petugas sampai kewalahan menyelamatkan warga yang mengalami luka-luka dan tewas. "Mungkin jumlahnya sampai ratusan waktu itu," ujar dia sambil mengingat-ingat.

Peristiwa 26 tahun silam itu ternyata juga tercatat di Wikipedia dengan judul "Tragedi Bintaro". Dijelaskan, kecelakaan terjadi pada tanggal 19 Oktober 1987. Sebuah kereta api yang berangkat dari Rangkasbitung bertabrakan dengan kereta api yang berangkat dari Stasiun Tanah Abang. Sebanyak 156 orang tewas dan lebih kurang 300 orang luka-luka akibat kejadian itu.

Setelah diselidiki, kecelakaan terjadi karena faktor manusia. Kecelakaan itu menjadi kecelakaan terburuk dalam sejarah perkeretaapian Indonesia. Bahkan peristiwa itu menjadi perhatian publik dunia.

Musisi Iwan Fals sampai membuat lagu berjudul "19/10" untuk mengenang peristiwa ini. Musisi lainnya, Ebiet G Ade, juga menulis lagu berjudul "Masih Ada Waktu". Peristiwa tersebut juga difilmkan dengan judul Tragedi Bintaro.

"Ya, untungnya kecelakaan yang sekarang tidak separah dulu," ujar Zainal, masih bersyukur di tengah musibah yang terjadi di tempat tinggalnya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com