Kemacetan tetap terjadi pada pada jam-jam sibuk, seperti pagi dan sore, saat orang berangkat dan pulang kerja. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pun menanggapi santai kemacetan yang tetap terjadi itu.
"Ya, berarti masyarakat senang pilih yang macet. Kita kan hanya memberi pilihan. Di atas (JLNT) silakan, di bawah (Jalan Prof Dr Satrio) silakan. Masak kita mau paksa-paksa harus berjalan di atas atau bawah," ujarnya di Balaikota, Kamis (2/1/2013).
Jokowi menegaskan, pembangunan jalan sebanyak apa pun tak menyelesaikan kemacetan. Oleh sebab itu, mantan Wali Kota Surakarta tersebut pun memastikan, JLNT adalah salah satu proyek penambahan jalan terakhir yang dibangun pemerintahannya.
Menurutnya, Pemprov DKI lebih memilih menambah fasilitas transportasi massal. Mass rapid transit (MRT) dan monorel tengah dalam proses pembangunan. Sementara ribuan bus transjakarta serta bus sedang terus didatangkan ke Jakarta.
"Rasanya sudah cukup (bangun) jalan. Kita ini sedang upayakan bangun transportasi massal agar masyarakat pindah," ucapnya.
Data yang dihimpun Dinas Perhubungan DKI Jakarta dari periode Januari hingga Oktober 2012, total jumlah kendaraan di Jakarta mencapai 1,2 juta unit yang terdiri dari 273.000 kendaraan roda empat dan 944.000 kendaraan roda dua. Jumlah itu terus bertambah seiring dengan kebijakan low cost green car (LCGC).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.