Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaikan Tanggul Dikebut, Bangunan Liar Diminta Ditertibkan

Kompas.com - 03/01/2014, 10:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
 Pemerintah mempercepat perbaikan tanggul Kanal Barat yang longsor dan rusak. Perbaikan tanggul dipercepat untuk menghindari dampak lebih buruk ketika air di kanal pasang. Pemerintah pusat meminta pemerintah daerah ikut mengamankan tanggul itu.

Selama perbaikan tanggul yang longsor, Jalan Administrasi Negara 1, Kelurahan Bendungan Hilir, ditutup dua minggu. Adapun pengerahan alat-alat berat mulai berlangsung Kamis (2/1) malam.

Bastari, Kepala Bidang Pelaksanaan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, meyakinkan, sementara ini tanggul yang longsor masih bisa berfungsi menahan aliran air.

”Tanggul longsor sepanjang 57 meter masih berfungsi, tetapi harus cepat diperbaiki. Jika tidak, kami khawatir longsor akan merembet dan bisa berakibat lebih buruk lagi,” katanya.

Perbaikan tanggul dilakukan dengan mengerahkan alat berat, meneliti lapisan tanah tanggul, dan segera memasang dinding tanggul. Pelaksana proyek juga menempatkan karung pasir untuk menghindari limpasan air kanal. ”Setelah pengerahan alat berat, pemancangan baja sebagai dinding kanal langsung kami lakukan,” katanya.

Menurut Bastari, konstruksi tanggul memang perlu pengawasan berkala. Sebab, pembuatan dinding tanggul dilakukan secara bertahap oleh pelaksana proyek yang berbeda-beda.

Agar kondisi tanggul terjaga, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Kementerian Pekerjaan Umum berencana mengevaluasi semua struktur tanggul Kanal Barat sepanjang 14 kilometer. Evaluasi tersebut terkait dengan pergerakan arus air, kondisi tanah, dan umur tanggul.

Adapun dana perbaikan tanggul seluruhnya berasal dari anggaran Kementerian Pekerjaan Umum.

Bastari menampik penilaian sebagian pihak yang menyebut pemerintah tidak mengalokasikan anggaran untuk pemeliharaan tanggul.

Peran daerah

Terkait perawatan kondisi tanggul, Bastari meminta ke Pemprov DKI Jakarta ikut membantu menjaganya. Sebab, longsornya tanggul di ruas Kelurahan Bendungan Hilir terjadi karena beban tanggul yang terlalu berat. Selain untuk parkir kendaraan, tanggul Kanal Barat juga dipakai sebagai area niaga dan pergudangan. Seharusnya, kawasan tanggul steril dari peruntukan lain selain ruang terbuka hijau.

Menurut dia, penertiban bangunan liar di sepanjang tanggul merupakan tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta. Longsornya tanggul Kanal Barat di Bendungan Hilir menjadi pelajaran agar semua pihak memanfaatkan area tanggul sesuai peruntukan.

Selain perbaikan tanggul Kanal Barat di Bendungan Hilir, Kementerian Pekerjaan Umum juga memperbaiki tanggul di Jalan Latuharhary. Tanggul ini pernah jebol pada Januari 2013 yang mengakibatkan banjir besar di Jakarta. Setelah diperbaiki, tanggul lama miring ke arah kanal. Pelaksana proyek menargetkan perbaikan tanggul di Latuharhary selesai akhir bulan ini.

Menanggapi pemanfaatan area tanggul untuk peruntukan lain, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berencana membersihkannya. Jokowi melarang hunian berdiri di atas tanggul Kanal Barat. ”Saya ingin menjadikan semua area tanggul untuk ruang terbuka hijau. Kami sedang mendata seperti apa kondisinya di lapangan,” kata Jokowi.

Sebelumnya, ahli hidrologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Firdaus Ali, menyampaikan ancaman bahaya kerusakan tanggul Kanal Barat. Selain masalah lemahnya konstruksi tanggul, kerusakan tanggul juga akibat dari usia tanggul yang sudah tua serta minimnya perawatan dan pengawasan langsung. Jebolnya tanggul di Latuharhary seharusnya menjadi sinyal yang jelas mengenai struktur tanggul.

Kanal Barat dibuat untuk memecah aliran Kali Ciliwung agar tidak mengalir semua ke pusat kota. Kanal ini berawal dari Manggarai dan berakhir di Kali Angke. (NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com