Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda dengan Jakarta, Pembangunan MRT Kuala Lumpur "Full" Dibiayai Negara

Kompas.com - 23/01/2014, 07:06 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Bila pembangunan mass rapid transit (MRT) di Jakarta menggunakan dana pinjaman dari Jepang, maka MRT di Kuala Lumpur, Malaysia, sepenuhnya dibiayai negara. Pembangunan moda transportasi tersebut mendapat alokasi biaya 23 miliar ringgit Malaysia, dengan kurs hari ini setara dengan Rp 83 triliun.

"Ini murni dana lokal semua, dibiayai seluruhnya oleh pemerintah negara," kata Director of Stakeholders and Land Management Kuala Lumpur MRT Corporation Haris Fadzilah Hasan, saat ditemui di kantornya di Kuala Lumpur, Rabu (22/1/2014). MRT dengan rute Sungai Buloh-Kajang sepanjang 51 kilometer tersebut merupakan MRT pertama yang akan ada di Malaysia, mulai dibangun pada 2011 dengan target beroperasi pada 2016.

Di Jakarta, MRT pertama yang akan dibangun memiliki rute dari Lebak Bulus di Jakarta Selatan ke Kampung Bandan di Jakarta Utara. Panjang rute ini sekitar 15,7 kilometer. Pembangunan bakal berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama pembangunan adalah untuk rute Lebak Bulus - Jalan Sisingamangaraja di Jakarta Selatan. Adapun tahap kedua adalah untuk rute Bundaran HI ke Kampung Bandan.

Skema pembangunan MRT di Jakarta menggunakan pembagian proporsi pembayaran pinjaman, yakni 51 persen berasal dari anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan 49 persen dari Pemerintah Pusat.

Tahap pertama pembangunan untuk rute sepanjang 9,8 kilometer dimulai pada Oktober 2013 dengan target rampung pada 2017. Untuk pembangunan tahap pertama, pinjaman Jepang akan dikucurkan dalam dua waktu, yakni 50 miliar yen atau Rp 5,7 triliun untuk kucuran pertama dan 75 miliar yen atau Rp 8,6 triliun untuk kucuran kedua.

Adapun tahap kedua pembangunan untuk rute sepanjang 5,9 kilometer akan dimulai pada 2017, setelah tahap pertama pembangunan rampung. Tahap kedua butuh alokasi dana 113 miliar yen atau sekitar Rp 13 triliun dengan kurs sekarang. Untuk ruas ini ditargetkan dapat beroperasi pada 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com